Cari Blog Ini

Dolls Comments Pictures

Rabu, 01 Mei 2013

Bunda

Bunda...
engkau pelipur lara
engkau cahaya hati
engkau pahlawan jiwa

Bunda...
kau hapus airmata ku
kau seka air mata mu
demi kebahagiaan anakmu

Bunda...
 kau rela berkorban
kau rela menderita
 kau rela demi anakmu

Bunda...
tak terbalas jasamu
 ku hanya bisa berdoa
 untuk bahagia mu selamanya

Jumat, 07 September 2012

PERTIMBANGAN DAN MANAJEMEN PERAWATAN PROSTODONTI PADA PASIEN LANSIA BERUMUR 87 TAHUN

SEMINAR PROSTODONSIA 8 SEPTEMBER 2012 PERTIMBANGAN DAN MANAJEMEN PERAWATAN PROSTODONTI PADA PASIEN LANSIA BERUMUR 87 TAHUN Prosthodontic Treatment Considerations and Management of A Frail 87-Year Old Patient 1. Christiaan Vorster (Registrar), BChD, Department Prosthodontics, University of Pretoria, Pretoria, South Africa 2. Andre W. van Zyl (Head of Department), BChD, MChD, Department Periodontics, University of Pretoria, Pretoria, South Africa International Dentistry SA / Australian Edition 2009; 11 (5): 6-12 Pembimbing Ariyani, drg. Hubban Nst, drg. NIP.19770905 200212 2 002 NIP. 19860423 200912 1 005 Mahasiswa, Simfo Ferawati (070600095) PERTIMBANGAN DAN MANAJEMEN PERAWATAN PROSTODONTI PADA PASIEN LANSIA BERUMUR 87 TAHUN Pendahuluan Populasi lansia di seluruh dunia semakin meningkat. Populasi lansia yang paling banyak di Amerika Serikat adalah 65 tahun keatas, dan diharapkan jumlah orang lanjut usia (80 tahun keatas) semakin meningkat di banyak negara. Peningkatan jumlah lansia menunjukkan adanya peningkatan perawatan dan perhatian khusus untuk mempertahankan kualitas hidup dalam mengatasi ketidakmampuan/ kecacatan dan pertumbuhan yang lemah pada kelompok ini. Hasil akhirnya adalah permintaan untuk pelayanan kesehatan dan sosial akan meningkat secara pesat pada seperempat abad berikutnya. Kehilangan gigi mempunyai pengaruh langsung dalam penurunan fungsi pengunyahan dan perubahan yang buruk pada diet seimbang. Hal ini tidak hanya meningkatkan penyakit rongga mulut, tetapi juga defisiensi berbagai macam mikro-nutrien yang dapat mengakibatkan gangguan terhadap kekebalan tubuh. Hal ini dapat membuat pasien lebih rentan terkena penyakit/ infeksi dan bahkan kanker. Gigitiruan yang tidak pas akan memperburuk keadaan ini, dan pasien mungkin menghindari aktivitas sosial tertentu karena merasa malu untuk berbicara, tersenyum, atau makan di hadapan orang lain. Pasien geriatrik yang stabil secara medis mungkin dapat dilakukan operasi implan gigi. Perawatan implan gigi dapat meningkatkan fungsi, kenyamanan, dan kualitas rongga mulut. Penelitian telah menunjukkan bahwa implan gigi dapat diaplikasikan pada pasien lansia yang lemah secara berhasil. Kurangnya stabilitas gigitiruan yang memadai dan kualitas fungsional dari gigitiruan, adalah indikasi untuk pembuatan implant retained overdenture untuk pasien lansia. Overdenture dengan dua implan sekarang dianggap sebagai standar perawatan utama untuk pasien edentulus di negara-negara maju. Implan memberikan retensi tambahan dan stabilitas ke implant retained overdenture, selain menjadi bagian jaringan pendukung pada perawatan gigitiruan konvensional, juga menciptakan kepuasan yang lebih tinggi dalam pemulihan pasien dengan cara perawatan ini. Pasien juga melaporkan bahwa fungsi pengunyahan lebih baik dengan cara implant retained overdenture dibandingkan dengan gigitiruan konvensional. Komentar dari editorial terbaru oleh Morton L. Perel menyatakan ‘... kedokteran gigi geriatrik harus dimulai dengan kedokteran gigi implan, sehingga implan tidak hanya digunakan sebagai alternatif terakhir. Sebelum lansia tergantung pada bantuan orang lain dan memerlukan fasilitas hidup dasar, pasien setidaknya harus memiliki gigitiruan dalam rongga mulutnya daripada hanya dibiarkan dalam gelas air. Ini adalah masalah fungsi. Ini adalah masalah martabat ... '. Sejumlah pasien yang lemah dan tergantung pada orang lain dalam perawatan sehari-hari, semakin banyak menggunakan implant retained overdenture. Perawatan prostodontik sehubungan dengan pemakaian implant retained overdenture dapat menjadi rumit, memakan waktu, mahal, dan kemungkinan masalah ini akan menambah kesulitan memelihara kesehatan rongga mulut pada pasien lansia. Laporan Kasus Seorang pria sehat berusia 87 tahun datang dengan keluhan utama gigitiruan parsial rahang bawah yang tidak cekat. Dia memiliki karies yang luas dengan sisa akar pada gigi 17, 33 32, 43, 44 dan 47 tanpa rasa sakit yang jelas. Protesanya saat ini adalah gigitiruan penuh rahang atas (Gambar 1) yang sudah dipakai selama 20 tahun, dan modifikasi gigitiruan parsial rahang bawah (Gambar 2). Gambar 1. Gigitiruan rahang atas yang sudah 20 tahun Gambar 2. Modifikasi gigitiruan parsial rahang bawah Pasien tidak memakai gigitiruan parsial rahang bawah, karena kehilangan retensi dan stabilitas. Terdapat resorpsi prosessus alveolar rahang bawah akibat kehilangan gigi, menghasilkan tinggi rata-rata di daerah inter-foraminal rahang bawah sebesar 15mm. Rencana Perawatan Pasien diperiksa secara klinis oleh periodontis dan prostodontis. Gambaran radiografi panoramik sebelum perawatan (Gambar 3) diambil dan dievaluasi. Dari hasil evaluasi dan pemeriksaan maka diputuskan untuk membuat gigitiruan rahang atas yang baru dengan gigitiruan implant retained overdenture di rahang bawah. Gambar 3. Radiografi panoramic sebelum perawatan Tahap awal pembedahan adalah meliputi pencabutan sisa akar, dan setelah periode penyembuhan selama 3 bulan, dua implan interforaminal dipasangkan. Pembu-atan gigitiruan akhir kemudian dapat dimulai, dan dipasangkan kepada pasien setelah periode integrasi 8 minggu dari implan. Jadwal pertemuan adalah sebagai berikut: 1. Pemeriksaan dan penca-butan sisa akar (fase bedah awal). 2. Pembuatan cetakan pertama dan penempatan implan (fase bedah implan pertama). 3. Pembuatan cetakan akhir dan pencatatan oklusal. 4. Passen gigitiruan dan membuka mukosa yang menutup implan (fase bedah implan kedua). 5. Pemasangan gigitiruan dan follow-up implan Kunjungan Pertama (Fase Bedah Awal) Pasien dianestesi dengan anestesi lokal. Sisa akar dicabut dengan bein dan tang ekstraksi, hindari teknik yang dapat menyebabkan trauma besar. Soket bekas pencabutan dikuret untuk mengangkat seluruh sisa jaringan yang dapat menginfeksi. Instruksi pasca pencabutan diterangkan kepada pasien. Kunjungan Kedua (Pencetakan Awal dan Fase Bedah Implan Pertama) Pasien di-follow up 3 bulan setelah pencabutan sisa akar dan penyembuhan soket ekstraksi diperhatikan (Gambar 4 dan 5). Puncak tulang alveolar anterior rahang bawah diklasifikasikan menurut Cawood dan Howell sebagai Kelas IV ( bentuk Knife-edge ridge, memiliki tinggi yang adekuat tetapi lebar tidak adekuat). Klasifikasi restoratif SAC ditujukan pada kasus prostetik. Pencetakan awal dilakukan dengan menggunakan bahan cetak alginat dan sendok cetak anatomis untuk membuat model studi (Gambar 6). Semua batas anatomi harus jelas tercetak. Gambar 4. Penilaian klinis rahang atas setelah pencabutan sisa akar Gambar 5. Penilaian klinis rahang bawah setelah pencabutan sisa akar Gambar 6. Model studi Klasifikasi bedah SAC ditujukan pada kasus bedah. Keputusan diambil untuk menempatkan dua implan Straumann Bone-level yang berdekatan. Lebar tulang memungkinkan untuk penempatan dua implan NC berdiameter 3.3 mm dan panjang 10 mm. Diputuskan untuk menggunakan SLActive surface implant, untuk memaksimalkan respon penyembuhan dalam dua minggu pertama. Sebuah pulse oximeter dihubungkan pada pasien untuk memantau saturasi oksigen dan denyut jantung selama prosedur bedah. Anestesi lokal (dengan vaso-konstriksi) digunakan untuk menginfiltrasi daerah interforaminal rahang bawah. Dua insisi minimal pada pertengahan puncak alveolar dibuat di area yang ditujukan untuk implan. Diikuti dengan pengeboran tulang dengan standar Straumann untuk penempatan implan Bone-level. Implan dipasangkan setelah persiapan osteotomi pada posisi gigi 32 dan 42. Insertion torque sebesar 15 Ncm dibuat di daerah 32, dan sebesar 30 Ncm di daerah 42. Sekrup penutup dipasangkan dan insisi dijahit dengan benang Chromic No. 6/0. Selama prosedur operasi, saturasi oksigen bervariasi dari 94-97% dan denyut nadi meningkat dari 65 sampai maksimal 76. Instruksi pasca perawatan operasi diberikan kepada pasien. Kunjungan Ketiga (Kontrol Bedah, Cetakan Akhir dan Pencatatan Oklusal) Sendok cetak individual rahang atas dan rahang bawah dibuat menyatu dengan oklusal rim, dibuat dari model anatomis cetakan pertama sebelum pertemuan dengan pasien (Gambar 7). Gambar 7. Oklusal rim rahang atas dibuat menyatu dengan sendok cetak individu Kontrol bedah pada daerah insisi dilakukan 10 hari setelah penanaman implan. Jaringan lunak sembuh tanpa keluhan, dan jahitan dibuka. Oklusal rim disesuaikan untuk mencatat dimensi vertikal oklusi (VDO) yang benar, dukungan bibir, garis senyum dan midline. Idenya adalah untuk menduplikasikan hubungan rahang dengan gigitiruan yang lama, sehingga pasien lebih mudah beradaptasi dengan gigitiruan yang baru. Border moulding dibuat dengan menggunakan compound green stick (Gambar 8). Gambar 8. Border moulding digabungkan dengan peripheral seal rahang atas sebelum pencetakan akhir dibuat Cetakan closed-mouth dibuat dengan bahan cetak polyeter (Gambar 9), dan pasien melakukan gerakan mulut yang normal, untuk memastikan pergerakan otot dalam basis gigitiruan yang adekuat. VDO diperiksa dan disesuaikan setelah pengambilan cetakan. Gambar 9. Pencetakan akhir rahang atas dengan bahan cetak polieter Kunjungan Keempat (Passen Gigi Tiruan, Fase Bedah Implan Kedua) Pasien di-follow up selama 8 minggu setelah pemasangan implan. Passen gigitiruan dengan wax telah dilakukan, dan semua parameter oklusi, fungsional dan estetisnya dievaluasi (Gambar 10). Border seal ditinjau kembali untuk mendapatkan stabilitas dan retensi yang adekuat. Gigitiruan kemudian dikirim ke laboratorium untuk dibuat ke bentuk resin akrilik. Gambar 10. Pencobaan wax gigi tiruan Pulse oximeter dihubungkan pada pasien untuk memantau saturasi oksigen dan denyut jantung selama prosedur pembedahan. Anestesi lokal (dengan vaso-konstriktor) diinfiltrasi-kan kedalam mukosa di sekitar implan, dan posisi implan ditinjau kembali. Insisi kecil dibuat, kemudian jaringan berkeratin disingkirkan, untuk memperoleh retensi yang cukup pada mukosa berkeratin di kedua sisi implan yaitu bukal dan lingual. Osseointegrasi dari implan ditinjau dengan alat Radio Frequency Analysis (Osstell AB, Gothenborg, Sweden), menghasilkan Implant Stability Quotient (ISQ) yang adekuat. Penutup sekrup dibuka, dan Locator abutment dengan panjang 2mm, diletakkan pada implan dan diputar dengan kekuatan 35 Ncm (Gambar 11-14). Gambar 11. Locator abutment (2 mm) Gambar 12. Passen trial locator abutment Gambar 13. Penanaman locator abutment secara implant Gambar 14. Kekuatan putaran 35 Ncm diaplikasikan pada locator abutment. Selama prosedur operasi, saturasi oksigen bervariasi 98-100% dan denyut nadi meningkat dari awal 68 sampai maksimal 71. Instruksi pasca operasi diberikan kepada pasien. Kunjungan Akhir (Pema-sangan Gigitiruan) Tahap ini dilakukan 2 minggu setelah fase kedua bedah implan. Jaringan lunak sekitar penyangga sudah sembuh total. Gigitiruan rahang atas dipasangkan, dan semua parameter oklusal, fungsional, dan estetik dievaluasi (Gambar 15). Gambar 15. Penyelesaian gigitiruan resin akrilik Kemudian penempatan caps gigitiruan intraoral diproses dengan prosedur reline, untuk memberikan sifat visko-elastis pada basis gigitiruan yang berkontak dengan mukosa. Oklusi gigi tiruan diperiksa, setelah lokasi penyangga ditandai pada permukaan yang tertekan gigitiruan rahang bawah. Lekukan pada daerah ini dibor (Gambar 16) sebagai tempat caps titanium gigitiruan pada locator attachment (Gambar 17) dan ruang yang adekuat untuk bahan reline. Gambar 16. Lekukan dibur pada permukaan gigitiruan rahang bawah sebagai caps gigitiruan Gambar 17. Gambaran intraoral dari locator abutment Blok-out spacer ditempatkan di atas penyangga, untuk mencegah masuknya bahan reline ke dalam daerah undercut (Gambar 18). Caps gigitiruan dipasangkan di atas penyangga dan kesesuaian gigitiruan cekat diuji melalui caps gigitiruan, untuk memastikan bahwa penyangga tidak mengganggu posisi gigitiruan. Bahan reline dicampur sesuai dengan petunjuk pabrik, dan diaplikasikan pada lekukan di basis gigitiruan. Gigitiruan ditempatkan di atas caps gigitiruan, dan pasien diinstruksikan untuk menggigit pada posisi oklusi sentrik. Gigitiruan dibiarkan tetap pada tempatnya untuk setting bahan reline, setelah itu dikeluarkan dari mulut dan ditempatkan pada wadah polimerisasi untuk pengerasan akhir dari bahan. Kelebihan akrilik dibuang dan gigitiruan dipoles. Gambar 18. Block-out spacer untuk mencegah bahan reline mengalir kedalam undercut Komponen processing male hitam digantikan dengan komponen male biru (retensi ringan- 1,5 lbs) (Gambar 19-21), dan gigitiruan dipasangkan kepada pasien (Gambar 22). Instruksi pasca perawatan yang diberikan berkaitan dengan pelepasan dan pemasangan gigitiruan, dan kebersihan gigitiruan. Gambar 19. Komponen processing male hitam setelah reline dilepaskan dari caps gigitiruan Gambar 20. Caps gigitiruan tanpa retensi komponen male Gambar 21. Penyelesaian gigitiruan rahang bawah dengan komponen male biru Gambar 22. Pemasangan gigitiruan yang telah selesai kepada pasien Gambar 23. Gambaran panoramic pasca perawatan menunjukkan intergrasi implan gigi yang baik. Gambar 24. Foto senyum pasien menunjukkan estetik dan dukungan bibir yang adekuat Kesimpulan Protokol perawatan ini me-nunjukkan keberhasilan pada pasien lansia dengan integrasi implan yang baik (Gambar 23) implant retained overdenture, dengan memanfaatkan protokol minimal invasif. Implan meningkatkan retensi dan stabilitas gigitiruan rahang bawah. Sejak pemakaian protesa, pasien melaporkan adanya peningkat-an fungsi pengunyahan, peningkatan berat badan dan hubungan sosial. Perawatan ini juga telah terbukti memberikan rehabilitasi lengkap (Gambar 24), memanfaatkan protokol konvensional dalam beberapa kunjungan minimal. DAFTAR PUSTAKA 1. Wu B, Plassman BL, Liang J, Wei L. Cognitive Function and Dental Care Utilization Among Community-Dwelling Older Adults. Am J Public Health. 2007;97:2216-2221. 2. MacEntee MI. Caring for Elderly Long-Term Care Patients: Oral Health–Related Concerns and Issues. Dent Clin N Am. 2005;49:429–443. 3. Shah N, Parkash H, Sunderam KR. Edentulousness, denture wear and denture needs of Indian elderly – a community-based study. J Oral Rehabil. 2004;31:467–476. 4. Awad MA, Lund JP, Shapiro SH, Locker D, Klemetti E, Chehade A. Oral health status and treatment satisfaction with mandibular implant overdentures and conventional dentures: a randomized clinical trial in a senior population. Int J Prosthodont. 2003;16:390–396. 5. Feine JS, Carlsson GE, Awad MA, Chehade A, Duncan WJ, Gizani S. The McGill consensus statement on overdentures. Mandibular two-implant overdentures as first choice standard of care for edentulous patients. Gerodontology. 2002;19:3–4. 6. Assuncoa WG, Zardo GG, Delben JA, Bara VAR. Comparing the efficacy of mandibular implant-retained overdentures and conventional dentures among elderly edentulous patients: satisfaction and quality of life. Gerodontology. 2007;24:235–238. 7. Perel ML. Implants and the Elderly. Impl Dent. 2007;16:225. 8. Grant BN, Kraut RA, ‘Dental Implants in Geriatric Patients: A Retrospective Study of 47 Cases. Implant Dent. 2007;16:362–368. 9. Cawood JI, Howell RA. A classification of the edentulous jaws. Int J Oral Maxillofac Surg. 1988;17:232–235. 10. Dawson A, Chen S, Buser D, Cordaro L, Martin W, Belser U. The SAC Classification in Implant Dentistry. Berlin: Quintessence Publishing Co, Ltd; 2009.

Jumat, 17 Desember 2010

STRUKTUR GIGI

STRUKTUR GIGI
kita harus terlebih dahulu mengetahui struktur gigi untuk dapat mengetahui penyakit gigi. Gigi didukung oleh suatu jaringan yang disebut periodonsium. Periodonsium terdiri dari gingiva, tulang alveolar, ligament periodontal, dan sementum, inilah yang dikenal dengan gusi.
Macam-macam gigi yang dimiliki manusia adalah gigi seri (Incicivus = I), gigi taring (Caninus = C), gigi geraham pertama (Premolar = P) dan gigi geraham tetap (Molar = M).
Gigi terdiri atas 3 bagian yaitu mahkota gigi (Korona), leher gigi dan akar gigi (Radilis). Bagian terluar mahkota gigi dilapisi oleh email atau glazur (Enamel). Dari bagian dalam email terdapat tulang gigi (dentin) dan pada bagian yang paling dalam terdapat sumsum gigi (Pulpa).
Email merupakan lapisan keras yang menutupi mahkota gigi.
Dentin merupakan jaringan yang berwarna kekuningan yang membentuk gigi.
Sementum merupakan jaringan semacam tulang yang menutupi akar gigi.
Pulpa merupakan suatu rongga pada bagian tengah gigi yang berisi serabut saraf dan pembuluh darah.
Pada sumsum tulang gigi terdapat kapiler arteri dan vena serta saraf. Bagian terluar akar gigi tidak memiliki email tetapi memiliki lapisan semen. Bagian akar gigi tertanam dalam tulang rahang yang ditutupi oleh gusi (Gingiva).
Bagian utama gigi
Bagian terluar dari gigi ,yang disebut email, merupakan jaringan terkeras dari tubuh hewan atau manusia.
Komposisi email:
Mineral
(anorganis) Organis Air
% berat 93 4 3
% volume 83 5 12
Tabel 1. Komposisi email
Bagian-bagian anorganis email terdiri dari:
 PO4 55,5%
 Ca 37,0%
 CO3 3,5%
 Na 0,5%
 Dan lain-lain
Ini biasanya tersusun (terikat) dalam bentuk: Hydroxyl apatit Ca5 [OH(PO4)3]
Struktur dentin hampir sama dengan tulang, pada bagian mahkota gigi diselubungi oleh email dan pada bagian akar oleh semen.
Jenisnya:
Primer dentin, adalah dentin yang dibentuk waktu masih dalam kandungan.
Sekunder dentin (Irregular dentin), yaitu dentin yang terbentuk karena pacuan-pacuan yang dialami oleh odontoblast misalnya oleh rangsangan: mekanis, panas, dan kimia.
Tertier dentin, terbentuk oleh karena adanya rangsangan terhadap odontoblast pada perawatan endodonti.
Komposisi dentin:
Mineral
(anorganis) Organis Air
% berat 66 18 16
% volume 42 28 30
Tabel 2. komposisi dentin
Pulpa gigi adalah suatu jaringan lunak yang terletak di daerah tengah pulpa yang merupakan saraf gigi. Jaringan pulpa membentuk, mendukung, dan dikelilingi oleh dentin. Fungsi utamanya adalah untuk membentuk odontoblast yang akan membentuk dentin dan fungsi sekundernya berkaitan dengan sensitivitas gigi, hidrasi dan pertahanan. Cedera terhadap pulpa akan mengakibatkan ketidaknyamanan.
Gigi manusia mulai tumbuh pada usia + 6 bulan. Gigi yang pertama dinamakan gigi susu (dens lakteus). Setelah itu akan tumbuh gigi sulung (dens dens desidui).pada usia 6 tahun gigi anak berjumlah 20, yang terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring, dan 8 gigi geraham kecil.
Gigi seri berfungsi untuk memotong makanan, gigi taring untuk menyobek makanan, dan gigi geraham untuk mengunyah makanan.
Setelah itu sejak usia 6 tahun sampai 14 tahun gigi susu tanggal dan diganti oleh gigi tetap yang jumlahnya bertambah 12 berupa geraham besar menjadi 32 buah.


Gambar 1. Anatomi Gigi dan Bagiannya
PENYAKIT GIGI
Penyakit gigi yang paling sering adalah Karies Gigi. Karies Gigi merupakan penyakit gigi yang paling utama sehingga akan secara lengkap, sedangkan penyakit lainnya akan dijelaskan secara garis besar saja.
KARIES GIGI
Karies Gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi meluas kearah pulpa. Karies gigi inilah yang biasa disebut dengan gigi berlubang.
Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih dan dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya: dari email ke dentin atau ke pulpa. Karies disebabkan oleh:
1. Karbohidrat
2. Mikroorganisme dan air ludah
3. Permukaan dan bentuk gigi.
Karbohidrat yang tertinggal di dalam mulut dan mikroorganisme, merupakan penyebab dari karies gigi. Penyebab karies gigi yang tidak langsung adalah permukaaan dan bentuk dari gigi tersebut.
Gigi dengan fissure yang dalam mengakibatkan sisa-sisa makanan mudah melekat dan bertahan, sehingga produksi asam oleh bakteri akan berlangsung dengan cepat dan menimbulkan karies gigi.
Karies gigi terdapat di seluruh dunia, tanpa memandang umur, bangsa ataupun keadaan ekonomi.menurut penelititian di negara-negara Eropa, Amerika dan Asia, termasuk Indonesia, ternyata bahwa 80-95% dari anak-anak di bawah umur 18 tahun terserang karies gigi.
Karies gigi terdapat pada manusia dan jarang pada hewan. Pada manusia yang hidup berkelompok secara primitive, penyakit ini lebih sedikit dibandingkan dengan golongan yang lebih beradab. Persentase karies gigi bertambah dengan meningkatnya peradaban manusia dan hanya kira-kira 5% penduduk yang imun terhadap karies gigi. Hal ini merupakan suatu tantangan untuk ilmu kedokteran gigi.

Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi. Dibawah ini akan diterangkan beberapa hal yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi pada manusia.
 Keturunan
Dari suatu penelitian terhadap 12 pasang orang tua dengan keadaan gigi yang baik, terlihat bahwa anak-anak dari 11 pasang orang tua memiliki keadaan gigi yang cukup baik.
Disamping itu dari 46 pasang orang tua dengan persentase karies yang tinggi, hanya 1 pasang yang memiliki anak dengan gigi yang baik, 5 pasang dengan persentase karies sedang, selebihnya 40 pasang, dengan persentase karies yang tinggi.
 Ras
Pengaruh Ras terhadap terjadinya karies gigi amat sulit ditentukan. Tetapi keadaan tulang rahang suatu ras bangsa mungkin berhubungan dengan persentase karies yang semakin meningkat atau menurun.
Misalnya pada ras tertentu dengan rahang yang sempit, sehingga gigi pada rahang sering tumbuh tidak teratur, tentu dengan keadaan gigi yang tidak teratur ini akan mempersukar pembersihan gigi, dan ini akan mempertinggi persentase karies pada ras tersebut.
 Jenis Kelamin
Dari pengamatan yang dilakukan oleh MILHAHN-TURKEHEIM pada gigi M1, didapat hasil sebagai berikut:

Karies
Molar kanan Molar kiri
Pria 74,5% 77,6%
Wanita 81,5% 82,3%
Tabel 3. Persentase terjadinya karies
Dari hasil ini terlihat bahwa persentase karies pada wanita adalah lebih tinggi dibanding dengan pria. Persentase karies molar kiri lebih tinggi dibanding dengan molar kanan, karena faktor pengunyahan dan pembersihan dari masing-masing bagian gigi.
 Umur
Sepanjang hidup dikenal 3 fase umur dilihat dari sudut gigi geligi:
1. Periode gigi campuran, di sini molar 1 paling sering terkena karies.
2. Periode pubertas (remaja) umur antara 14 s/d 20 tahun. Pada masa pubertas terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan pembengkakan gusi, sehingga kebersihan mulut menjadi kurang terjaga. Hal inilah yang menyebabkan persentase karies lebih tinggi.
3. Umur antara 40 s/d 50 tahun. Pada umur ini sudah terjaqdi retraksi atau menurunnya gusi dan pulpa, sehingga sisa-sisa makanan sering lebih sukar dibersihkan.
 Makanan
Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut, pengaruh ini dapat dibagi menjadi 2:
 Isi dari makanan yang menghasilkan energi.
Misalnya: Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin serta mineral-mineral.
Unsur-unsur tersebut diatas berpengaruh pada masa pra-erupsi serta pasca-erupsi dari gigi geligi.
 Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan.
Makanan-makanan yang bersifat membersihkan gigi, jadi merupakan gosok gigi alami, tentu saja akan mengurangi kerusakan gigi.
Misalnya: jambu air dan bengkuang.
Sebaliknya makanan-makanan yang lunak dan melekat pada gigi amat merusak gigi seperti: biscuit, coklat dan sebagainya.
Tabel di bawah merangkum pengaruh beberapa makanan terhadap terjadinya karies gigi.

Tabel 4. Indeks terjadinya karies gigi oleh beberapa makanan
• Vitamin
Vitamin berpengaruh pada proses terjadinya karies gigi, terutama pada periode pembentukan gigi.
Kekurangan Vitamin Kebutuhan per hari Pemgaruhnya terhadap gigi/gusi
A 1-2 mg Merusak pembentukan email dan dentin
B1 1-2 mg Karies meninggi (Perubahan-perubahan pada lidah, bibir, dan periodontium)
B2 2 mg Karies meninggi (Perubahan-perubahan pada lidah, bibir, dan periodontium)
B6 2 mg Tidak ada pengaruh
C 75-100 mg Degenerasi odontoblast, kerusakan periodontium, Stomatitis dan lain sebagainya
D 0,01 Hipoplasia enamel dan dentin
400-600 I.U.
E 10 mg Tidak diketahui
K 1 mg Tidak diketahui
Tabel 5. Vitamin dan pengaruhnya terhadap kerusakan gigi/gusi
 Unsur Kimia
Unsur kimia yang paling mempengaruhi persentase terjadinya karies gigi ialah Fluor. Dibawah ini dicantumkan beberapa unsur kimia yang mempengaruhi atau memperlambat terjadinya karies gigi.
Berillium (Be) Menghambat karies
Fluor (F) Menghambat karies
Aurum (Au) Menghambat karies
Cuprum (Cu) Menghambat karies
Magnesium (Mg) Menghambat karies
Strontium (Sr) Menghambat karies
Zincum (Zn) Menghambat karies
Cadmium (Cd) Menunjang terjadinya karies
Plantina (Pt) Menunjang terjadinya karies
Selenium (Se) Menunjang terjadinya karies
Tabel 6. Pengaruh unsur-unsur kimia terhadap terjadinya karies gigi
 Air Ludah
Pengaruh air ludah terhadap gigi sudah lama diketahui terutama dalam mempengaruhi kekerasan email.
Air ludah dikeluarkan oleh: Kelenjar Parotis, Kelenjar Sublingualis dan Kelenjar Submandibularis.
Secara mekanisme air ludah berfungsi untuk membasahi rongga mulut dan makanan yang dikunyah. Sifat enzimatis air ludah ikut di dalam system pengunyahan untuk memecahkan unsur-unsur makanan. Di dalam air ludah dijumpai enzim-enzim seperti: Belaamilase, Pospatase, Oksidase, Glikogenase, Kollagenase, Lipase, Protease, Urease dan lain-lain, yang berasal dari bakteri, epitel serta Granulosit dan Limposit.
Komposisi Air Ludah:
~ 99,0-99,5 % air
~ Mucin (Glikoprotein air ludah)
~ Mineral-mineral seperti: K, Na dan sebagainya.
~ Epitel
~ Leukosit dan Limposit
~ Bakteri-bakteri
~ Enzaim-enzim.
Dalam setiap miliLiter air ludah dijumpai 100-200 juta bakteri. Adapun mikroorganisme penting yang dijumpai di dalam mulut adalah:
 Staphylococcus
 Neiseria
 Streptococcus
 Laktobakterium
 Korinebakterium
 Enterobakteri
 Spirillum
 Bacillus
 Clostridium
 Fusobacterium
 Aktinomises
 Jamur-jamur seperti: Candida
 Plak
Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri dari kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terberntuk dan m,elekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.
Akhir-akhir ini penelitian terhadap plak lebih intensif dilakukan untuk mencegah karies gigi.
Plak terbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti mucin, sisa-sisa sel jaringan mulut, Leukosit, Limposit dengan sisa-sisa makanan serta bakteri.
Plak, mula-mula berbentuk agar cair yang lama kelamaan menjadi kelat, tempat bertum buhnya bakteri.
Plak gigi bertumbuh dengan:
- Pertambahan mikroorganisme baru
- Pembiakan mikroorganisme
- Penumpukan produksi mikroorganisme.
Ph plak turun sebanding dengan: jumlah dan jenis organisme karioganik, jumlah dan jenis karbohidrat, ketebalan plak, serta kapasitas buffer dari saliva.
Luasnya plak dapat diukur dengan mengunakan indeks Vermillion dan Green:
0 tidak ada plak
1 plak menutupi < 1/3 permukaan gigi 2 plak menutupi < 2/3 permukaan gigi 3 plak menutupi > 2/3 permukaan gigi.
Makin luas permukaan plaknya, makin besar potensi timbulnya karies dan terjadinya Gingivitis.
Plak dan air ludah mempunyai perbedaan antara lain:
Plak Air ludah
Bakteri Berkumpul , Leptotrichia, Actinomices, Streptokokus, Veillonela Tersebar , Streptokokus, Enterokokus, Laktobakteri
Lingkungan bakteri Aerob / anaerob Aerob
Memkproduksi amonia 100-400 1
Tabel 7. Perbedaan karakteristik dari plak dan air ludah
Cara karies merusak gigi sebenarnya sangat sederhana, walaupun proses rinciannya memang lebih rumit.
Ada tiga komponen yang diperlukan yakni gigi, plak bakteri, dan diet yang cocok. Plak bakteri sangat berperan, tetapi dietlah yang paling berperan sebagai faktor penyebab karies. Perubahan diet merupakan faktor utama bagi peningkatan prevalensi karies pada masyarakat yang terpengaruh budaya barat. Komponen diet yang sangat kariogenik adalah gula terolah atau sukrosa, yang dimetabolisme oleh bakteri dalam plak sehingga melarutkan email. Diagramhubungan antara empat faktor yang saling interaksi yang menyebabkan terjadinya karies.

Tabel 8. Diagram empat lingkaran faktor karies gigi.
Proses karies
Proses karies dapat digambarkan secara singkat seperti berikut :
Substrat + Plak + Gigi Karies
(gula) (bakteri) (email atau dentin) (metabolisme oleh bakteri) (demineralisasi)
sejak gigi erupsi sampai gigi tersebut tanggal, semua permukaan gigi yang terbuka mempunyai resiko terserang karies. Walaupun demikian, pola serangan karies ini umumnya dapat diketahui sebelum terjadi. Sekali karies telah terjadi, gigi akan rusak selamanya.
KESSEL mengatakan bahwa etiologi dari karies disebabkan oleh :
~ Faktor perusak secara aktif
~ faktor perusak yang bersifat predisposisi.
Faktor-faktor secara aktif terdiri dari:
- Demineralisasi yang bisa berasal dari makanan, saliva, bakteri, bahan gigi.
- Proteolisis dapat disebabkan oleh enzim yang dihasilkan oleh Streptokokus.
Faktor perusak yang bersifat predisposisi terdiri dari:
1. Lokal yang meliputi makanan atau diet dan plak.
Plak memudahkan melekatnya bakteri.
2. Umum
- Umur
Makin bertambah umur seseorang maka persentase karies makin berkurang.
- Gizi
Dalam hal kekurangan gizi, gigi-gigi mudah diserang karies. Jadi gizi merupakan salah satu faktor yang penting dalam etiologi karies.
- Geografis
Di sini tergantung dari air minum yang mengandung Fluor pada daerah yang ditempati, bila kita minum air yang mengandung Fluor 1 ppm maka gigi mempunyai daya penolak terhadap karies tetapi bila air minum mengandung lebih besar dari 1 ppm maka akan terjadi Mottled teeth yang menyebabkan kerusakan email berupa bintik-bintik hitam.
- Hormonal
Pada wanita hamil terjadi ketidak seimbangan hormon yang mengakibatkan terjadinya peradangan gusi, sehingga memudahkan perlekatan dari plak, dan memperbesar kemungkinan terjadinya karies.
- Keturunan
Orang tuia dengan frekuensi karies yang tinggi, kemungkinan besar akan menurun pada anaknya. Misalnya klasifikasi gigi yang kurang sempurna akan diturunkan pada anaknya.
- Kebersihan
Kebersihan yang buruk akan mengakibatkan persentase karies lebih tinggi.
KESSEL menyatakan bahwa faktor-faktor penting yang merusak gigi ialah asam, sedang mikroorganisme yang ada sangkut pautnya dengan kerusakan gigi ini adalah: Laktobacilus, Streptokokus, Bacillus Acidophillus.
I II III IV
Substrat Mikroorganisme Intermedium Waktu melekatnya
Monosakarida dan Disakarida (gula) Laktobacillus Plak Hari
Streptococcus Minggu
Bacillus acidophillus Bulan
Tahun
Tabel 9. kesimpulan dasar terjadinya karies
BENTUK-BENTUK KARIES GIGI
I. Berdasarkan cara meluasnya karies gigi
A. Penetrierende Karies
Karies yang meluas dari email ke dentin dalam bentuk kerucut. Perluasannya secara penetrasi, yaitu merembes kearah dalam.
Gambar 2. Penetrirende Karies

B. Unterminirende Karies
Karies yang meluas dari email ke dentin dengan jalan meluas ke arah samping, sehingga menyebabkan bentuk seperti periuk.
Gambar 3. Unterminerende Karies
II. Berdasarkan stadium karies (dalamnya karies gigi)
A. Karies Superficialis
Di mana karies baru mengenai enamel saja, sedang dentin belum terkena.
Gambar 4. Karies Superficialis
B. Karies Media
Di mana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.
Gambar 5. Karies Media
C. Karies Profunda
Di mana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa.
Karies profunda ini dapat kita bagi lagi atas:
① Karies profunda Stadium I :
Karies telah melewati setengah dentin, biasanya radang pulpa belum dijumpai.
② Karies profunda Stadium II :
Masih dijumpai lapisan tipis yang membatasi karies dengan pulpa.
③ Karies profunda Stadium III :
Pulpa telah terbuka, dijumpai bermacam-macam radang pulpa.

Gambar 6. Karies Profunda
Kp I = stadium I
Kp II = stadium II
Kp III = stadium III
III. Berdasarkan lokalisasi karies
G.V. BLACK mengklasifikasikan klas atas 5 dan diberi tanda dengan nomor Romawi, berdasarkan permukaan gigi yang terkena karies.
A. Klas I
Karies yang terdapat pada bagian oklusal dari gigi premolar dan molar (gigi posterior.
B. Klas II
Karies yang terdapat pada bagian approximal dari gigi Molar atau Premolar, yang umumnya meluas sampai kebagian okusal.
C. Klas III
Karies yang terdapat pada bagian approximal dari gigi depan, tetapi belum mencapai 1/3 gigi bagian dalam.
D. Klas IV
Karies yang terdapat pada bagian approximal dari gigi depan, dan sudah mencapai 1/3 gigi bagian dalam.
E. Klas V
Karies yang terdapat pada bagian 1/3 leher dari gigi-gigi depan maupun gigi belakang.
Klas VI oleh SIMON, yaitu karies yang terdapat pada gigi belakang, disebabkan oleh abrasi, atrisi atau erosi.
Atrisi : keadaan phisikologis pada pengunyahan
Abrasi : Keausan pada gigi yang terjadi selain dari penguyahan normal.
Contoh : menggigit kuku , menghisap pipa
Erosi : Keausan gigi yang disebabkan oleh proses kimia.
IV. Berdasarkan banyaknya permukaan gigi yang terkena karies.
A. Simple Karies
Karies yang dijumpai pada satu permukaan saja.
B. Kompleks Karies
Karies yang sudah luas dan mengenai lebih dari satu bidang permukaan gigi.
Pencegahan karies gigi
Pencegahan karies gigi bertujuan untuk mempertinggi taraf hidup dengan memperpanjang kegunaan gigi di dalam mulut.
Pencegahan karies gigi dapat dibagi atas 2 bagian :
a) Pra erupsi
Tindakan ini ditunjukan pada kesempurnaan struktur enamel dan dentin atau gigi pada umumnya. Seperti kita ketahui yang mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan gigi kecuali protein untuk pembentukan matriks gigi ,juga terutama vitamin dan zat mineral yang mempengaruhi atau menentukan kekuatan dan kekerasan gigi.
Vitamin atau mineral tersebut adalah :
1. Vitamin –vitamin : terutama A, C , D
2. Mineral –mineral : terutama Ca ,P , F , Mg
Oleh karena itu ibu –ibu yang hamil, sebelum terjadinya pengapuran pada gigi bayinya dapat diberikan makanan yang mengandung unsur –unsur yang dapat menguatkan enamel dan detin. Pemberian Kalcium diminum dalam bentuk tablet pada ibu ada baiknya asal tidak terlalu banyak ,karena kelebihan Kalcium akan menyebabkan kesukaran waktu melahirkan karena adanya pengapuran yang terlalu cepat dari tengkorak kepala bayi tersebut. Juga air minum yang mengandung Fluor sangat penting diberikan pada ibu sedang hamil.
b) Pasca erupsi
Pada dasarnya hampir sama dengan stadium Pra erupsi, hanya ditambah dengan :
1. Kebesihan mulut dan gigi yang harus diperhatikan supaya tetap sehat.
2. Pemeriksaan berkala 6 bulan sekali
3. Makanan yang menguatkan gigi dan gusi
4. Kesehatan badan
Metode-metode yang banyak dan yang paling berhasil digunakan untuk mengurangi aktivitas karies bisa dibuat secara sistematis berdasarkan gangguan terhadap kerja bakteri dalam fermentasi karbohidrat.
Dibagi atas 5 golongan kerja :
①. Pengaturan diet
Tidak ada diet yang mengandung karbohidrat yang tidak terfermentasi, yang tidak dapat menyebabkan karies pada manusia. Pada dasarnya semua karbohidrat dalam makanan merupakan substrat untuk bakteri, yang melalui proses sintesa akan diubah menjadi asam dan polisakarida. Karbohidrat dengan molekul rendah seperti sakrose, glukosa, fruktosa dan maltosa, akan segera diubah menjadi zat-zat yang merusak jaringan mulut.
②. Plak kontrol
Plak kontrol merupakan tindakan-tindakan pencegahan menumpuknya dental plak dan deposit-deposit lainnya pada permukaan gigi dan sekitarnya.
③. Penggunaan Fluor
Pengunaan Fluor merupakan metode yang paling efektif untuk mencegah timbul dan berkembangnya karies gigi. Fluor selain mempunyai pengaruh pada gigi sebelum erupsi, juga mempengaruhi gigi sesudah erupsi.Fluor dapat menghambat kehidupan bakteri yang ada pada plak.
④. Anti enzim
Suatu inhibitor enzim yang non toksis terhadap manusia yang dapat ditambahkan di dalam gula yang mampu mencegah dekalsifikasi adalah Vitamin K sintesis.
⑤. Anti bakterial
Menurut penyelidikan beberapa sarjana bahwa zat-zat antibacterial antara lain ureum dan penicillin.
Pencegahan karies gigi dapat dilakukan oleh:
1. Setiap anggota keluarga
- Menyingkirkan plak
- Mengurangi konsumsi karbohidrat
- Memakai pasta gigi yang mengandung fluor
- Kumur-kumur larutan fluor
2. Dokter-dokter gigi dipraktek
- Mengajarkan bagaimana menyingkirkan plak
- Melakukan topikal aplikasi fluor
- Pengawetan pit dan fisur dengan tumpatan.
3. Departemen kesehatan
- Menambahkan fluor pada air minum
Beberapa penyakit gigi dan pencegahannya diberikan melalui tabel berikut.
Penyakit Peningkatan Kesehatan Perlindungan Khusus
Karies gigi Penyuluhan kesehatan gigi  Pemakaian fluor secara sistemik/ lokal
Nutrisi yang baik dan rencana diet yang teratur  Pengawetan pit dan fisur gigi
Kebersihan mulut, pemeriksaan berkala  Pembersihan karang gigi
Penyakit Periodental  Standar nutrisi yang baik  Prevensi terhadap karies dengan penambalan yang baik
 Kebersihan mulut  Pembersihan karang gigi
 Penyuluhan kesehatan gigi  Masose giginva
Maloklusi  Genetic  Pencegahan Ortodonti dengan perawatan yang teratur
 Standar nutrisi yang baik
 Kebersihan mulut  Menjaga ruangan tetap terbuka (space maintainer)
 Kebiasaan yng baik
 Penyuluhabn kesehatan gigi
Tabel 10. Penyakit gigi dan cara mendiagnosa dini serta pengobatan yang tepat.
Cara diagnosa dan pemeriksaan penyakit gigi secara tepat dapat dibuat dalam tabel berikut.
Penyakit Diagnosa dini dan pengobatan yang tepat Membatasi ketidakmampuan Rehabilitasi
Karies Gigi ~ Pemeriksaan detail secara periodik dengan pemeriksaan Rontgen foto ~ Penambahan gigi Protesa penuh
~ Perawatan syaraf gigi
~ Pengobatan yang sistematik ~ pencabutan gigi
~ protesa cekat dan protesa sebagian
Penyakit Periodental ~ pemeriksaan penyakit sistemik ~ Gingivetomi Protesa
~ Oesteotomi
~ Oesteoplasti
~ Oklukasi yang balance ~ Reposisi gingival margin
~ Splinting
Maloklusi ~ Serial pencabutan ~ Perawatan ortho pada waktu yang tepat Protesa


Tabel 11. diagnosa dan pemeriksaan gigi
FRAKTUR
Fraktur adalah kerusakan gigi yang bukan disebabkan oleh karies melainkan disebabkan oleh trauma, baik berupa pukulan langsung terhadap gigi atau berupa pukulan tidak langsung terhadap mandibula yang dapat menyebabkan pecahnya tonjol-tonjol gigi, terutama gigi posterior.
Keparahan fraktur bisa hanya sekedar retak saja, pecahnya tonjol, sampai pada lepasnya gigi yang tidak bisa diselamatkan lagi.
Trauma langsung kebanyakan mengenai gigi anterior, dan karena arah pukulan mengenai permukaan labial, garis keretakannya menyebar ke belakang dan horizontal.
Trauma langsung dapat menyebabkan kerusakan pada satu atau lebih gigi seperti di bawah ini:
 Kerusakan pulpa tanpa fraktur
Suatu pukulan terhadap gigi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah yang berjalan melalui foramen apeks ke pulpa terutama pada gigi yang telah terbentuk sempurna. Hal ini akan menyebabkan terjadinya degenerasi atau bahkan kematian pulpa , suatu keadaan yang mungkin tidak akan terlihat selama berbulan bulan . Oleh karena itu , gigi yang terkerna trauma semacam ini hendaknya diamatidan diperiksa kevitalan pulpanya secara teratur . Mungkin diperlukan paling sedikit satu tahun sebelum pulpa dapat memberikan respons terhadap tes vitalitas . Jika ternyata pulpa berdegenerasi atau mati , kiranya perawatan pulpa perlu dilakukan agar terjadinya abses bisa dicegah.
 Retaknya email (infraksi)
Email yang retak sebetulnya jarang sekali memerlukan perawatan , namun pulpa gigi semacam itu mudah berdegenerasi atau mati karena rusaknya pembuluh darah yang masuknya ke pulpa melalui foramen apeks atau karena penetrasi bakteri melalui retakan tersebut . Jika terbukti pulpa mengalami degenerasi , maka perawatan saluran akar perlu dilakukan.
 Fraktur email
Jika email yang hilang hanya sedikit , maka tindakan yang paling baik adalah membiarkan keadaan tersebut. Akan tetapi jika tepi-tepi frakturnya tajam dan tak sedap dipandang lebih baik dihaluskan. Jika email yang hilang lebih banyak, restorasi mungkin perlu dilakukan. Gigi hendaknya terus diamati kalau-kalau terjadi degenerasi.
 Fraktur email dan dentin
Fraktur pada dentin suatu gigi sehat akan membuka banyak sekali tubulus dentin yang sangat sensitive. Penambalan yang menutup tubulus dentin dan dilakukan dengan segera akan meredakan sakitnya dan mencegah masuknya bakteri yang bisa menyebabkan inflasi pulpa. Jika tidak ditambal, invasi bakteri mungkin akan menyebabkan inflamasi pulpa dan akhirnya nekrosis. Suatu tumpatan juga akan memugar gigi pasien, dan bahan yang dipakai biasanya bahan tumpat sewarna gigi. Seandainya diperlukan perawatan saluran akar, akses ke pulpa dilakukan melalui tambalan.
 Fraktur mencapai pulpa
Jika fraktur mencapai pulpa gigi yang telah tumbuh sempurna, pulpa harus dibuang karena usaha untuk mempertahankannya biasanya akan gagal dan ruang pulpa kini diperlukan bagi retensi mahkota buatan yang dibuat untuk memugar gigi fraktur tersebut. Restorasi mahkota yang permanent dibuat setelah perawatan saluran akar selesai.
Pada gigi yang belum tumbuh sempurna, hanya pulpa mahkota saja yang dibuang dan kemudian permukaan sisa pulpanya ditutup dengan hidroksida kalsium (Ca(OH)2) agar terbentuk barier jaringan keras. Tujuannya adalah untuk menjaga agar pulpa tetap vital dan pulpa di saluran akar terus melanjutkan pertumbuhan akarnya. Setelah tercapai baru perawatan akar dilakukan, jika memang diperlukan. Mahkota biasanya ditaqmbal dengan resin komposit setelah pengobatan pulpa selesi.
 Fraktur mahkota dan menjalar ke akar
Jika fraktur mahkota menjalar ke akar, pecahan fratur mungkin masih tetap di tempatnya karena terikat oleh serat-serat periodontium. Fragmen yang longgar ini harus diangkat sehingga dapat dilihat seberapa jauh fraktur telah mencapai akar. Jika masih di atas tulang alveolar, gigi dapat direstorasi setelah gingivoplasti dan pengisian saluran akar selesai dikerjakan.
Jika fraktur telah jauh ke dalam tulang, restorasi giginya akan lebih sukar dan prognosisnya kurang baik karena sisa akarnya sudah pendek. Perawatan saluran akar sukar dilakukan karena sulitnya mengisolasinm gigi. Ekstrusi akar dengan perawatan ortodonti mungkin diperlukan agar mahkota bisa dipasang dengan baik.
Jika frakturnya tidak mungkin dapat dirawat lagi, sisa gigi dibuang dan dibuat gigi palsu atau gigi jembatan.
 Fraktur akar intra-alveolar
Akar bisa mengalami fraktur horizontal tanpa garis frakturnya mencapai rongga mulut yang disebut fraktur intra-alveolar tertutup. Jika lokasi fraktur dekat mahkota, dukungan periodontiumnya sangat sedikit, prognosis buruk, dan gigi mungkin harus dicabut. Prognosisnya jauh lebih baik jika fraktur dekat ke apeks karena fragmen mahkotanya lebih banyak terdukung jaringan periodontium. Segera setelah terjadi trauma, gigi harus diberi splin selama 2 bulan untuk mencegah pergerakan fragmen mahkota yang berlebihan. Gerakan yang berlebihan akan menyebabkan matinya jaringan pulpa, sehingga akhirnya diperlukan perawatan saluran akar dan mengorbankan prognosis yang baik untuk jangka panjang.
Ada 3 kemungkinan yang dapat terjadi setelah perawatan dengan splin ini selesai. Pertama, berupa hasil yang paling baik yaitu bersatunya kedua fragmen fraktur akar oleh jaringan keras. Kedua, pulpa mahkota tetap vital walaupun kedua fragmen fraktur tidak bersatu. Ketiga, jika pulpa menjadi nekrosis makaperawatannya dengan jalan pembersihan dan pengisian saluran akar bagian mahkota lebih disukai ketimbang melakukan ekstraksi karena pulpa di bagian akar sering tetap vital sehingga biasanya dapat ditinggalkan saja.
 Ekstrusi, Avulsi atau Intrusi
Jika gigi sebagian telah berubah letak pada soketnya yaitu terangkat atau ekstrusi, maka gigi demikian harus segera ditempatkan kembali pada soketnya. Gigi paling sedikit diberi splin selama 2 minggu dan perawatan saluran akr dimulai kira-kira 10-14 hari setelah trauma terjadi jika cedera pada jaringan periodontiumnya telah sembuh.
Gigi yang telah lepas sama sekali dari soketnya yaitu avulsi dapat ditempatkan kembali di soketnya, diberi splin dan dirawat saluran akarnya dengan cara yang sama seperti di atas. Prognosis jangka panjangnya tidak begitu bagus karena kemungkinan terjadinya resorpsi akar, terutama jika gigi berada di luar mulut lebih dari setengah jam dan telah dibiarkan kering. Kegagalan melakukann perawatan saluran akar pada saatnya yang tepat bisa menyebabkan resorpsi yang hebat.
Gigi yang telah terdorong masuk ke dalam alveolusnya yaitu yang mengalami intrusi, jika gigi ini harus dipertahankan, harus dikembalikan pada posisinya semula dengan perawatan ortodonti.
GIGI TERPENDAM
Gigi terpendam adalah gigi yang erupsinya oleh sesuatu sebab terhalang, sehingga gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna mencapai oklusi yang normal di dalam deretan susunan gigi geligi.
Hambatan halangan ini biasanya berupa:
1. Hambatan dari sekitar gigi
Dapat terjadi oleh karena :
 Tulang yang padat serta tebal
 Tempat untuk gigi tersebut kurang
 Gigi yang lain menghalangi erupsi gigi tersebut
 Adanya gigi desidu yang persistensi
 Jaringan lunak yang menutupi gigi tersebut kenyal atau liat
2. Hambatan dari gigi itu sendiri.
Dapat terjadi karena:
 Letak benih abnormal
- Horizontal
- Vertikal
- Distal
 Daya erupsi gigi tersebut kurang
PENYAKIT PULPA
Penyakit pulpa ini didasarkan atas gejala dan temuan klinis daripada hostopatologis.
Yang dimasukan dalam penyakit pulpa ini adalah pulpitis reversible dan irreversible, pulpitis hiperplastik, dan nekrosis.
Pulpitis Reversible
Pulpitis reversible artinya inflamasi pulpa yang tidak parah dan akan pulih kembali jika penyebabnya telah dihilangkan serta pulpa menjadi normal. Pulpitis reversible dapat ditimbulkan oleh stimuli ringan atau yang berjalan sebentar seperti karies insipien, erosi servikal atau atrisi oklusal, sebagian prosedur operatif, kuretasi periodontium yang dalam, dan fraktur email yang mengakibatkan terbukanya dentin. Biasanya pulpitis reversible tidak menimbulkan gejala (asimtomatik), akan tetapi jika ada, gejala biasanya timbul dari suatu pola tertentu. Stimuli panas atau dingin menghasilkan respon nyeri yang berbeda-beda pada pulpa normal.
Jika iritan dihilangkan dan dentin vital yang terbuka itub ditutup gejala biasanya akan hilang. Akan tetapi, jika iritasi pulpa terus berlanjut atau intensitasnya meningkat akibat hal-hal yang dikemukakan sebelumnya, akan timbul inflamasi moderat sampai parah dan menjadi pulpitis ireversibel yang berakhir dengan nekrosis.
Pulpitis Ireversibel
Pulpitis ireversibel adalah inflamasi yang tidak akan pulih kembali sekalipun penyebabnya dihilangkan. Pulpa cepat atau lambat, akan menjadi nekrosis.
Gejala
Pulpitis ireversibel merupakan perkembangan pulpitis reversible, kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan dentin yang banyak, selama prosedur operatif ataun gangguan dalam aliran darah dalam pulpa akibat trauma atau gerakan gigi pada perawatan ortodonsi dapat juga menjadi penyebabnya. Pulpitis ireversibel biasanya tidak menimbulkan gejala yang berat. Pulpitis ireversibel menyebabkan nyeri spontan yang intermiten atau terus menerus tanpa ada stimulus eksternal.
Pengetesan dan perawatan
Jika inflamasinya hanya terbatas dalam jaringan pulpa dan tidak meluas ke jaringan periapeks, gigi akan bereaksi normal terhadap palpasi dan perkusi. Perluasan inflamasi pada ligament periodontium akan menyebabkan kepekaan pada perkusi dan penentuan lokasi yang lebih mudah. Perawatan saluran akar atau pencabutan merupakan indikasi bagi gigi dengan gejala dan tanda-tanda pulpitis ireversibel.
Pulpitis Hiperplastik
Pulpitis hiperplastik atau polip pulpa, suatu bentuk pulpitis ireversibel, adalah akibat bertumbuhnya pulpa yang masih muda yang mengalami inflamasi kronis. Biasanya terjadi di mahkota yang telah berlubang besar. Vaskularisasi yang cukup pada pulpa yang masih muda, adanya daerah terbuka yang cukup besar bagi kepentingan drainase, dan adanya proliferasi jaringan adalah penyebab terjadinya pulpitis hiperplastik. Pemeriksaan histologi pada pulpitis jenis ini menunjukan adanya inflamasi pada epitel permukaan polip serta pada jaringan ikat yang terinflamasi di bawahnya. Sel-sel epitel rongga mulut masuk ke dalam permukaan yang terbuka dan bertumbuhnya serta membentuk lapisan penutup epitel.
Pulpitis hiperlastik biasanya tidak menimbulkan gejala. Pulpitis jenis ini tampak sebagai benjolan jaringan ikat berwarna kemerah-merahan yang menyembul dari lubang karies yang luas. Kadang-kadang menyebabkan tanda-tanda pulpitis ireversibel seperti nyeri spontan di samping nyeri berkepanjangan terhadap stimulasi panas dan dingin. Ambang rangsang terhadap stimulasi elektris serupa denga yang ditemukan pada pulpa normal. Gigi mengadakan respon dalam batas-batas normal bila dipalpasi dan diperkusi. Pulpitis hiperplastik ditanggulangi dengan pulpotomi, perawatan saluran akar, atau pencabutan.
Nekrosis Pulpa
Telah dikemukakan bahwa pulpa terkurung dalam ruangan yang dilingkungi oleh dinding yang kaku, tidak memiliki sirkulasi darah kolateral, dan venula serta system limfenya akan lumpuh jika tekanan intrapulpanya meningkat. Oleh karena itu, pulpitis ireversibel akan menyebabkan nekrosis likuefaksi. Jika eksudat yang timbul selama pulpitis ireversibel diabsorbsi atau terdrainase melalui karies atau melalui daerah pulpa terbuka ke dalam rongga mulut,terjadinya nekrosis akan tertunda, pulpa di akar mungkin masih tetap vital untuk waktu yang lama. Selain nekrosis likuefaksi, nekrosis pulpa iskemik dapat timbul akibat terganggunya pembuluh darah.
Gejala
Nekrosis pulpa biasanya tidak menimbulkan gejala tetapi dapat juga disertai dengan nyeri spontan atau nyeri ketika ditekan. Tidak seperti pada gigi yang pulpanya masih vital, nyeri pada gigi yang pulpanya telah nekrosis yang ditimbulkan oleh aplikasi panas bukan disebabkan oleh meningkatnya tekanan intrapulpa. Aplikasi panas pada pulpa nekrosis likuefaksi akan mengakibatkan memuainya gas yang terdapat pada saluran akar, yang akan menyebabkan nyeri.
Pengetesan dan perawatan
Derajat respons inflamasi pulpa yang berkisar antara pulpitis reversible sampai ke nekrosis pada gigi dengan akar banyak mungkin saja terjadi dan adakalanya menyebabkan kebingungan selama pengetesan reaksi pulpa. Dengan demikian, karena menyebarnya reaksi inflamasi ke jaringan sekitar akar, gigi dengan pulpa nekrotis sering sensitif terhadap perkusi dan palpasi. Sensitivitas terhadap palpasi adalah indikasi tambahan dan terkenanya jaringa sekitar akar. Perawatan saluran akar atau pencabutan biasanya merupakan indikasi bagi gigi-gigi seperti ini.
GIGI RETAK
Gigi yang retak dapat digambarkan sebagai “fraktur yang tidak lengkap” (greenstick) yang menjelaskan bentuknya. Fraktur ini merupakan variasi dari fraktur tonjol, tetapi letaknya lebih terpusat di oklusal. Masalah gigi yang retak cenderung lebih berat karena perluasan dan arahnya lebih ke apical.
Insidens
Frekuensinya tidak diketahui tetapi cenderung meningkat. Lama dan kompleksnya restorasi merupakan faktor-faktor yang terkait dengannya, meskipun gigi retak sering mempunyai restorasi yang kecil atau tidak sama sekali. Tekanan yang terus menerus dan berulang akhirnya mengakibatkan kelelahan struktur gigi, menyebabkan fraktur yang makin lama semakin besar.
Gigi yang sering terkena adalah gigi molar bawah diikuti oleh premolar atas dan molar satu atas. Retak sejati tidak terjadi pada gigi anterior dan jarang pada gigi premolar bawah.
Patogenesis
Retaknya gigi cenderung bergantung pada waktu dan kebiasaan pasien. Tekanan yang melebihi kekuatan dentin adalah penyebabnya; tekanan-tekanan ini tejadi lebih besar pada region posterior, misalnya yang dekat dengan fulcrum mandibula, dan dapat menyebabkan keretakan.
Etiologi
Gigi retak sering ditemukan pada pasien yang biasa mengunyah makanan yang keras dang etas (es, popcorn yang belum matang, permen keras, dan lain-lain). Pasien demikian mempunyai otot pengunyahan yang kuat dan menunjukan adanya keausan oklusal yang parah akibat tekanan oklusal yang berat.
Tekanan termal juga dianggap sebagai penyebab fraktur. Perbedaan ekspansi dan kontraksi antara restorasi dengan struktur gigi dapat melemahkan dan meretakan dentin.
GIGI BELAH
Gigi yang terbelah merupakan evolusi dari gigi retak. Fraktur menjadi lengkap dan meluas sampai ke semua permukaan. Tidak ada dentin yang masih berhubungan, segmen gigi sama sekali terpisah. Pecahnya dapat terjadi secara mendadak.
Insidens
Banyak faktor yang dihubungkan dengan gigi retak bersifat endemic bagi gigi pecah. Diasumsikan perawatan saluran akar melemahkan dentin dan menyebabkan gigi rentan terhadap fraktur yang lebih berat, walaupun sebenarnya tidak demikian.
Patogenesis
Faktor-faktor penyebab retaknya gigi sama seperti belahnya gigi. Dua penyebab utama mengapa gigi retak terus menerus berkembang sampai menjadi gigi belah tidaklah diketahui. Penyebabnya yaitu adanya gaya persisten yang merusak atau gaya yang menggeser pada tumpatan yang ada dan tekanan traumatic baru yang melebihi batas elastisitas sisa dentin yang utuh.
Etiologi
Gigi terbelah disebabkan oleh hilangnya kekuatan gigi-gigi ini akibat rusak oleh karies, restorasi, atau preparasi akses yang berlebihan.
Cara pengobatan dan pencegahan
Bila ada masalah yang berkaitan dengan jaringan pendukung gigi (Periodontal) misalnya pada gusi, maka dirujuk ke bagian periodonsia.
 Pembesaran gusi (enlargement), maka dilakukan pembedahan (gingivektomi)
 Karang gigi yang menyebabkan gigi goyang, maka dilakukan scaling dan pengerutan akar (scaling and not planning), bila gigi sangat goyang maka dilakukan pensplinan (splinting)
 Perlekatan frenulum yang terlalu tinggi atau rendah, maka dilakukan pembedahan (frenulektomi)
Bila bekaitan dengan pencegahan gigi maka dirujuk ke bagian Dental Public Health, berhubungan dengan penyuluhan, pemeliharaan, dan pencegahan penyakit gigi.
 Kumur-kumur the hijau tanpa gula, maka akan mencegah gigi berlubang (karies)
 Cara menyikat gigi yang benar.
Bila berkaitan dengan penyakit sistemik yang manisfetasinya di dalam mulut, ataupun penyakit-penyakit yang terjadi di rongga mulut termasuk di lidah, bibir, pipi dan mukosa mulut lainnya, dirujuk ke bagian Oral Medicine.
 Pigmentasi pada lidah diakibatkan karena perubahan susunan
 Manifestasi AIDS di rongga mulut ditandai bercak-bercak merah atau putih di langit-langit atau mukosa pipi.
Bila berkaitan dengan masalah gigi berlubang yang perlu ditambal atau dirawat saluran akarnya, maka dirujuk ke bagian Konservasi Gigi.
 Gigi berlubang tanpa rasa sakit dapat ditambal secara langsung dengan bahan tambalan tetap
 Gigi berlubang dengan rasa sakit berdenyut pada malam hari tidak dapat ditambal secara langsung melainkan harus dilakukan perawatan saluran akar dengan beberapa kali kunjungan
 Gigi berlubang dengan rasa sakit pada sat makan (dengan rangsangan) maka tidak dapat ditambal secara langsung melainkan harus dilakukan perawatan saluran akar dengan beberapa kali kunjungan. Apabila ada abses (pembengkakan) secara intra oral atau extra oral maka harus dilakukan trepanasi pada gigi tersebut, ataupun insisi abses.
Apabila ada gigi yang hilang dan ingin dilakukan pembuatan gigi tiruan maka dirujuk ke bagian Prostodonsia.
 Gigi yang hilang ingin diganti dengan gigi tiruan cekat (yang tidak dapat dibuka-buka oleh pasien) maka sebaiknya gigi sebelahnya harus diasah terlebih dahulu
 Gigi yang hilang di rahang atas dan bawah atau pada salah satu rahang saja maka lebih baik dibuatkan gigi tiruan penuh lepasan (dapat dibuka-buka oleh pasien).
Apabila ada gigi yang perlu dicabut atau adanya kista pada gigi atau operasi bibir sumbing maka dirujuk ke bagian Oral Surgery.
 Gigi yang berlubang besar dan pasien tidak mau dilakukan perawatan saluran akar
 Gigi dengan kist atau granuloma
 Gigi yang fraktur
 Gigi geraham terakhir (Molar tiga) yang tumbuhnya miring
 Bedah rahang
 Operasi bibir sumbing
Apabila ada gigi yang susunannya tidak beraturan sehingga menyulitkan atau mengganggu fungsinya dalam mengunyah makanan ataupun dalam segi estetis atau penampilan dan menyulitkan dalam pembersihannya maka dirujuk ke bagian ortodonsia.
 Anak usia 9-12 tahun (dalam masa gigi bercampur) dapat menggunakan pesawat ortodonti lepasan (removable appliances)
 Anak usia > 12 tahun (dalam masa gigi permanent) maka dapat digunakan pesawat ortodonti cekat (fixed appliances)
Namun cara pencegahan yang paling optimal adalah dengan menyikat gigi. Menyikat gigi bertujuan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan mulut terutama gigi serta jaringan sekitarnya. Menyikat gigi dapat mencegah terjadinya karies gigi dan penyakit periodontal. Lama menyikat gigi dianjurkan minimal 5 menit.
Alat pembantu yang digunakan untuk pembersihan gigi adalah sikat gigi, benang gigi (untuk membersihkan plak di daerah interdental), interdental stimulator (untuk memijat gusi dan membersihkan interdental), tusuk gigi (untuk membersihkan sudut-sudut gigi), dan kumur-kumur atau memakai alat semprot.

DENTAL IMPLAN

DENTAL IMPLAN
Pengertian
Menurut Federation Dental of America (FDA) pengertian Dental Implan adalah:
• Bila ditinjau secara lokal : merupakan suatu alat yang menahan protesa baik dalam bentuk plastis taupun logam dengan berbagai cara dan sistem serta dimasukkan ke dalam tulang alveolar yang tinggal pada maksila atau mandibula.
• Bila ditinjau secara prosthesis : merupakan suatu metal frame work yang terdapat pada permukaan tulang dibawah mukoperiosteum (sub periostal implant) atau tertanam di dalam tulang (endosteal implan).
Dental implant adalah gigi palsu (dari bahan sintetik) yang dipasang ke dalam mulut pasien melalui tindakan pembedahan sehingga gigi palsu ini tertanam ke dalam tulang rahang. Dengan demikian gigi palsu ini dapat berdiri sendiri tanpa mengganggu gigi-gigi lain yang masih sehat. Dental implant adalah gigi palsu yang paling mirip dengan gigi asli. Bahan yang dipakai terbuat dari titanium yang bersifat ’bio-innert’ dengan jaringan tubuh (tulang) atau biocompatible, implan dapat diterima dan terintegrasi dengan baik dalam tubuh manusia, tanpa komplikasi atau reaksi penolakan dari jaringan tubuh.
Bagian-bagian dari dental implan: implan, abutment dan crown.
Anatomi dental implan


foto rontgen implan

Fungsi implan
Penggunaan dental implant (implan gigi) saat ini sudah semakin meluas, dan telah menjadi salah satu alternatif terbaik dari berbagai macam gigi tiruan. Prinsip dari implan gigi serupa dengan gigi tiruan jenis lain yaitu memperbaiki fungsi pengunyahan. Bedanya, gigi tiruan jenis lain umumnya hanya menggantikan mahkota gigi, sedangkan implan terdiri dari dua bagian yaitu intrastruktur yang tertanam dalam tulang dan berfungsi untuk menggantikan akar gigi dan suprastruktur yang fungsinya menggantikan mahkota gigi.
Sebagai ilustrasi, implan gigi ini dapat dikatakan seperti sekrup yang dipasang di dalam tulang, kemudian bagian atasnya dipasangkan mahkota tiruan. Oleh karena itu implan gigi dapat digunakan untuk menggantikan satu atau lebih gigi. Sekrup tersebut berfungsi untuk menggantikan akar gigi yang menerima beban kunyah dan meneruskannya ke tulang rahang, dan sekaligus mempertahankan ketinggian tulang rahang karena rahang tak bergigi lama kelamaan akan menyusut.


Ilustrasi implan gigi yang dipasangkan ke dalam tulang rahang
Setelah terpasang (tertanam) dan menyatu di dalam tulang rahang implant disambung dengan mahkota gigi buatan , dengan demikian gigi palsu ini tidak perlu dilepas atau dibuka untuk dibersihkan seperti gigi palsu yang sudah dikenal. Biaya pemasangan implant memang lebih mahal dibanding gigi palsu biasa tapi implant memiliki kelebihan karena sangat mirip dengan gigi asli.Beberapa tahun lalu, implan gigi masih menjadi suatu perawatan yang terkesan eksklusif dan hanya dapat dijangkau oleh kalangan atas karena biayanya yang sangat tinggi. Dokter gigi yang mampu melakukan perawatan ini pun relatif masih sedikit.
Macam-macam dental implan
Dental implan memiliki berbagai macam bentuk dan lokasi jaringan tempat dental implan ditanam, yaitu:
1. Subperiostal implan
Implan ini tidak ditanam ke dalam tulang melainkan diletakkan di aas tulang linggir alveolar dan dibawah periosteum. Subperiosteal implan digunakan pada rahang yang tidak bergigi baik pada maksila maupun mandibula.

2. Endosseous atau endosteal implan
Implan ini ditanam ke dalam tulang menembus gingival dan periosteum, sebagian tertam dan terkait dalam tulang. Contoh dari endosteal implan : endosseous bone pin,the core vent titanium dan the branemark osseointegrated titanium implan.

3. Transosteal atau transosseous implan
Implan ini menembus tulang rahang bawah. Penggunaannya terbagtas hanya pada mandibula yang mengalami resorpsi berat.

4. Intra mucosal atau sub mucosal implan
Implan ini ditanam pada mukosa palatum dan menyerupai kancing sehingga disebut button insert. Implan ini hanya terbatas pada maksila yang tidak bergigi. Implan ini terbuat dari logam atau keramik.

Dental implant sekarang ada 2 macam:
1. One piece : implant terdiri dari 1 bagian utuh.
One piece dipergunakan untuk menambah perlekatan pada gigi palsu lepasan(tidak untuk menggantikan satu gigi per implan).
2. Two piece : ada 2 bagian yang merupakan satu kesatuan.
Two piece di gunakan untuk menggantikan satu gigi per implan dan juga dapat berfungsi layaknya yg one piece.
Bahan-bahan pembuatan dental implan
Syarat material implan:
• Biokompatibel, yaitu kemampuan suatu material untuk berinteraksi dengan sel atau jaringan hidup tanpa menimbulkan reaksi toksik atau memicu reaksi imun saat berfungsi. Demikian juga sebaliknya, di mana tubuh tidak memberi reaksi merugikan terhadap material.
• Mampu menahan beban-beban mekanik yang tinggi saat sedang berfungsi, terutama beban pengunyahan
• Tahan terhadap korosi saat bereaksi dengan cairan-cairan di dalam tubuh
• Aktif dengan jaringan di sekitar tubuh sehingga terjadi osseointegrasi yaitu penyatuan material implan dengan jaringan sekitar
Bahan-bahan dental implan:
1. Logam
a. Stainless Steel
Stainless steel yang digunakan adalah stainless steel austenitic dengan komposisi karbon-besi 0,5%, chromium 18%, dan 8% nikel.
b. Logam paduan cobalt-chromium-molybdenum based
Komposisi logam ini terdiri dari 63% kobalt, 30% chromium, 5% molybdenum, sedikit karbon, magnesium, dan nikel.
c. Titanium
Terbagi dalam dua bentuk yaitu titanium murni dan logam campur titanium dengan campuran 6% aluminium, 4% vanadium.
d. Logam dengan selubung permukaan
Desain beberapa implan baru menggunakan titanium yang sudah diselubungi dengan lapisan tipis keramik kalsium phosphate atau plasma semprot pada bagian substruktur implan.
2. Keramik
a. Bioaktif: hidroksiapatit, bioglass.
Hidroksiapatit adalah bahan yang memiliki kompatibilitas yang tinggi dan mempunyai sifat bioaktif. Hidroksiapatit (Ca5OH(PO4)3) terutama digunakan untuk bahan implan dalam usaha peninggian linggir alveolar atau mengisi cacat tulang. Bahan bioaktif lain adalah bioglass yitu keramik padat terbuat dari CaO, Na2O, P2O5 dan SiO2.
b. Non reaktif: aluminium oksida, polykristal dan single Kristal.
Satu bentuk non reaktif keramik yang telah dibuktikan dengan percobaan klinik adalah aluminium oksida, dalam benuk polykristalin atau single Kristal (sapphire). Bahan ini tidak bersifat bioaktif seperti kalsium phosphate keramik, tetapi memiliki kekakuan dan kekerasan yang tinggi.
3. Polimer dan komposit
Pemakaian polimer dan komposit pada saat ini terus meluas. Polimer dibuat dalam bentuk padat dan porus digunakan untuk peninggian gigitan dan penggantian tulang. Macam-macam jenis polimer:
a. Polymeric material
b. Porous material meakrilat (PMMA)
c. PMMA yang dikombinasi dengan vitreous carbon
d. PMMa yang dikombinasikan dengan silica.
4. Karbon
Gabungan-gabungan karbon digunakan untuk mengganti akar gigi pada tahun 1970-an. Berguna sebagai pelapis implan logam dan keramik. Macam-macam bentuk karbon:
a. Vitreous cabon
b. Pyrolitic carbon atau low temperature iso tropic (LTI)
c. Vapor deposit carbon atau ultra low temperature isotropic (ULTI)
Perkembangan yang begitu pesat telah dilakukan pada material titanium murni maupun paduan, sebab sifat logam tersebut sebagian besar memenuhi persyaratan sebagai material implan dibandingkan logam lain.
Logam titanium murni ataupun paduan (alloy) memiliki biokompatibilitas dan biomekanis yang lebih baik dari logam lain. Titanium juga bersifat inert dan sangat tahan terhadap korosi karena dapat membentuk lapisan titanium oksida (TiO2) dengan spontan dan sangat cepat dipermukaannya. Lapisan ini sering disebut passive layer, di mana lapisan ini tidak larut dalam cairan tubuh sehingga mencegah lepasnya ion-ion logam yang dapt bereaksi dengan jaringan tubuh. Dengan keunggulan tersebut titanium paling banyak digunakan sebagai material dasar implan gigi.
Desain dental implant

Bentuk-bentuk desain dental implan, yaitu:
1. Bentuk blade (daun)

2. Bentuk sekrup

3. Bentuk silinder

4. Bentuk hollow silinder dan hollow sekrup

5. Bentuk kerucut dan silinder dengan vent

Indikasi
Indikasi Pemasangan Implan Gigi
• Kesehatan mulut dan tubuh pasien baik
• Pasien yang kehilangan satu atau seluruh gigi dan ingin digantikan dengan gigi tiruan, namun sulit untuk memakai gigi tiruan lepasan.
• Pasien yang kehilangan satu gigi dan indikasi untuk gigi tiruan jembatan, namun menolak untuk diasah giginya.
• Pasien memiliki koordinasi otot yang lemah sehingga stabilitas dan retensi gigi tiruan lepasan sulit dicapai.
• Kondisi tulang rahang baik dan bebas dari penyakit periodontal, dengan ketinggian tulang rahang mencukupi sehingga material implan gigi dapat ditanam ke dalam tulang.
• Rahang atas dan rahang bawah harus mempunyai lengkung yang baik sehingga orientasi cukup memuaskan untuk penanaman implant dental.
• Rongga sinus pada rahang atas atau saraf pada rahang bawah harus terletak pada posisi tidak akan menggangu penemapatan implan dental
• Ketebalan tulang harus cukup adekuat untuk memberi dukungan implan dental.
• Pasien perduli terhadap kesehatan mulutnya dan dapat membersihkan sendiri implan dental.
• Pasien tidak mempunyai kelainan sistemik.
Kontra indikasi
Kontraindikasi pemasangan implan gigi dapat dipandang dari aspek umum medis dan aspek lokal.
Kontraindikasi dari aspek umum medis di antaranya:
• Pasien menderita penyakit sistemik yang sangat serius dan beresiko sangat tinggi, seperti rheumatoid arthritis atau osteogenik imperfekta, atau pasien HIV dan pasien yang sedang dalam pengobatan yang menggunakan obat-obatan penekan sistem imun
• Pasien menderita penyakit sistemik yang beresiko tinggi seperti diabetes mellitus, penyakit kelainan darah, dan sedang menjalani terapi radiasi untuk perawatan kanker
Kontraindikasi dari aspek lokal di antaranya :
• Pasien tidak kooperatif dalam hal penjagaan oral hygiene
• Pasien adalah perokok atau peminum berat yang dapat mempengaruhi kesuksesan implan jangka panjang
• Terdapat sisa akar atau infeksi pada daerah yang akan dipasangkan implan gigi
• Pasien menderita xerostomia (mulut kering) yang cukup berat
• Pasien memiliki kebiasaan buruk seperti bruxism (mengerat gigi di malam hari).
Keuntungan
Adapun keuntungan pemakaian dental implan adalah sebagai berikut:
 Kenyamanan
Dental implan dapat mengurangi ketidaknyamanan akibat pemakaian gigi palsu. Anda tidak perlu menutup mulut ketika tertawa karena takut gigi palsu anda lepas.
 Gigi pengganti yang tahan lama
Alaminya, tiap perawatan memiliki kondisi yang unik yang bisa mempengaruhi keawetan gigi pengganti dan tidak ada barang buatan manusia yang bisa tahan selamanya. Akan tetapi, kebanyakan pasien menjalani dental implan bisa mengharapkan gigi pengganti yang lebih tahan lama.
 Meningkatkan kemampuan berbicara
Dengan gigi palsu, gigi dapat bergeser disekitar mulut. Otot muka menjadi tegang karena mencoba menahan gigi palsu. Hal ini sering menimbulkan suara yang tidak jelas, bunyi klik pada saat berbicara. Gigi yang ditanam akan membuat anda bisa berbicara dengan santai dan dengan nada yang alami.
 Keuntungan yang besar
Walaupun perawatan dental implan lebih mahal dibandingkan perawatan lain, perawatan ini merupakan investasi yang bagus untuk jangka waktu lama karena gigi pengganti dapat bertahan lama. Perawatan lain seperti gigi tiruan jembatan dan gigi palsu biasanya memerlukan penyesuaian dan penggantian secara rutin.
 Makan lebih nyaman
Rata-rata pasien pemakai gigi palsu atau gigi tiruan yang sempurna merasakan 1-20 persen efisiensi dibandingkan orang dengan gigi asli. Dengan mengecilnya tulang rahang, efisiensi mengunyah jauh berkurang, membuat anda susah makan makanan tertenu. Lain halnya dengan dental implan, perawatan ini dapat memulihkan efisiensi mengunyah seperti mempunyai gigi asli. Hal ini membuat anda dapat menikmati makanan favorit anda dengan percaya diri dan tanpa rasa sakit.
 Meningkatkan penampilan
Apabila anda kehilangan gigi, tulang rahang mulai mengecil dan membuat wajah kelihatan lebih tua. Dental implan dapat menghentikan proses ini.
 Meningkatkan rasa percaya diri
Dental implan dapat meningkatkan rasa percaya diri dan anda akan merasa bangga akan diri sendiri. Banyak pasien yang telah menjalani perawatan ini juga mengungkapkan hal yang sama. Anda bisa mendapatkan hampir semua hal-hal yang bisa anda lakukan dengan gigi asli, memberikan anda kepercayaan diri.
Kerugian
Selain memiliki keuntungan tersendiri, dental implan juga memiliki kerugian yaitu:
 Pemasangannya tergantung pada kualitas dan kuantitas tulang yang ada
 Memerlukan proses pembedahan
 Memerlukan tenaga ahli yang berpengalaman
 Memerlukan waktu perawatan yang lebih lama
 Memerlukan biaya yang relative lebih lama
 Memerlukan perawatan dan pemeliharaan yang cukup baik.
Prosedur pemasangan dental implan
Pemasangan dental implan dibagi atas beberapa tahap, yakni:
I. Tahap persiapan
Terbagi atas:
1. Pemeriksaan pasien
2. Pembuatan rontgen foto
3. Pembuatan model studi
II. Tahap pemasangan implan
Terdiri atas;
1. Penentuan lokasi penempatan implan dan pemilihan jenis implan
2. Pembuatan plat penuntun
3. Prosedur pembedahan dan pemasangan implan
Penanaman implan dental memerlukan prosedur bedah, dilakukan dengan anestesi lokal dan di tanamkan pada rahang selama 3-5 bulan untuk selanjutnya dipasangkan mahkota gigi.

III. Tahap pemasangan abutment, pencetakan dan pemasangan gigi tiruan
Terdiri dari;
1. Pemasangan abutment dan pembuatan gigi tiruan sementara
2. Pencetakan
3. Pembuatan gigi tiruan permanen
4. Pemasangan gigi tiruan
IV. Perawatan pasca pemasangan gigi tiruan

Tahap pemasangan




Faktor utama agar implant tetap berfungsi baik kebersihan mulut merupakan syarat utama. Pembersihan implant seperti membersihkan gigi yaitu dengan floss dan sikat sekurang-kurangnya 2 kali sehari. Petunjuk spesifik akan diberikan oleh dokter yang bersangkutan.
Meski katanya Dental Implants ini sudah dilakukan terhadap jutaan pasien namun tingkat kesuksesannya tergantung pada sejumlah faktor :
• Kesehatan tulang rahang dan kemampuan pemulihannya
• macam implant
• seberapa banyak implants dan prosthesis-nya
• apakah implants nya dirahang bawah atau atas
• kesehatan umum dari pasien
• keahlian/keterampilan ahli bedahnya.
Itulah sebabnya Dental Implants pada sejumlah pasien berhasil sangat baik, sedangkan pada sebagian dari pasien implantnya tidak dapat sempurna berintegrasi dan menyesuaikan diri dengan tulang rahangnya.
Sejak pertama kali diperkenalkan, prosedur pemasangan implan telah berkembang pesat menjadi lebih mudah dan cepat. Perawatan akan dilakukan di bawah anestesi (bius) lokal yang akan menimbulkan rasa kebas pada daerah mulut dan rahang, sehingga pasien tidak akan merasa sakit. Namun mengingat implan adalah benda asing yang ditanam dalam tubuh tentu akan menimbulkan reaksi yaitu peradangan dan rasa sakit. Seberapa parahnya kondisi tersebut tergantung dari kerumitan masing-masing kasus dan alat implan yang digunakan.
Pasien dengan ketinggian tulang yang tidak mencukupi untuk pemasangan implan gigi maka sebelumnya harus dilakukan penambahan tulang dengan cara bone grafting, semacam pencangkokan tulang. Sumber tulang yang terbaik untuk dicangkokkan ke daerah yang akan dipasang implan adalah dari tubuh pasien sendiri, yang dapat diambil dari tulang dagu, tulang panggul, dan tulang kering. Pasien tidak perlu takut berlebihan mengenai prosedur ini karena tulang yang diambil sangat sedikit. Namun pada sebagian besar kasus, bone grafting ini tidak perlu dilakukan selama ketinggian tulang cukup untuk mendukung implan.


Gambaran rontgen dental implan

radiografi

I. DIGITAL IMAGING
Definisi Digital Imaging
Digital imaging merupakan sebuah gambar yang dibentuk dari penggunaan sensor elektronik yang dihubungkan dalam beberapa cara ke sebuah komputer . Pada awal perkembangan dari gambar digital, sering dihubungkan kepada “filmless radiography” tetapi berdasarkan namanya gambar digital tersebut tidak terlalu akurat.

Dasar elemen yang diperlukan untuk menerima sebuah gambar digital yaitu :
1. Sebuah mesin X-Ray
2. Sebuah sensor elektronik atau detektor
3. Sebuah alat konversi dari analog ke digital
4. Sebuah komputer, salah satunya versi laptop
5. Sebuah monitor

Secara tampilan terdapat tiga tipe dasar sistem gambar digital yaitu :
1. Direct digital radiography (Digital radiografi langsung)
Sistem ini menggunakan sebuah sensor berkabel yang dihubungkan secara langsung ke komputer dengan sensor lain melalui sebuah alat yaitu charged coupling device (CCD) atau sebuah complementary metal oxide semikonduktor (CMOS).
2. Indirect digital radiography / Digital radiografi tidak langsung ( storage phosphor)
Sistem jaringan tanpa kabel ini yang bekerja adalah sebuah photostimulable phosphor plate (PSP) dan laser beam scanning untuk menghasilkan gambar.
3. Optically scanned digital radiography
Pada sistem ini, sebuah hasil akhir proses radiografi di-scan dan dibuatkan dalam bentuk digital dengan cara yang sama yaitu sebuah dokumen yang di-scan. Gambar digital yang baru dapat dimanipulasi dengan cara yang sama yaitu gambar yang secara langsung dan tidak langsung.
Komponen digital imaging
Dalam digital imaging banyak terdapat komponen-komponen yang dapat membantu menghasilkan foto roentgen yang baik yaitu :
1. Komputer
2. Detektor
3. Monitor
4. Prosessor
5. X-Ray unit
6. Hard disk

1. Komputer
Semua gambaran digital memerlukan komputer untuk tampilan agar dapat dilihat hasilnya. Ada banyak variasi dalam konfigurasi komputer ynag tersedia. Dalam digital imaging dapat digunakan komputer biasa.
Secara prinsipal komputer mempunyai beberapa fungsi dasar seperti :
1. Menyediakan keluaran dan masukkan data
2. Menyediakan suatu mekanisme dan menyelenggarakan instruksi yang menyusun suatu
program
3. Menyediakan tempat untuk menyimpan data dan melihat data kembali
4. Melakukan fungsi di atas dengan cepat


Gambar : Unit dental digital imaging.
X- Ray
Pasien
Reseptor
Gambaran
Deteksi
Interpretasi

2. Detektor





Gambaran skema dari rantai radiografi.
Alat deteksi gambar ada dua yaitu kamera video dan alat sensor intra oral. Keduanya tergantung pada perangkat elektronik. Detektor ini dapat berupa susunan linier atau area. Susunan area meminta kepada objek yang diambil harus di-scan (metode tidak langsung). Meskipun keuntungannya seperti pencegahan sinar yang menyebar (sinar hambur) cukup memuaskan , banyak kerugian yang muncul seperti gambaran artefak dan sinar-X yang tidak efisien.
Area atau susunan dua dimensi tidak meminta scan (metode langsung) dan menyediakan resolusi yang tinggi dan juga sinar-X yang efisien. Tipe dua dimensi yang sering adalah CCD (Charged Coupling Device). Detektor yang digunakan oleh kamera video sama dengan yang digunakan pada peralatan digital intra oral.

3. Monitor
Tampilan yang baik penting untuk digital imaging. Beberapa pilihan yang tersedia seperti :
a. Tabung sinar katoda konvensional (CRT = Cathode Ray Tube) seperti terdapat pada
televisi
b. Layar proyektor
c. Layar komputer atau laptop

Masing-masing alat mempunyai keuntungan dan kerugian. Tampilan CRT (Cathode Ray Tube) yang konvensional yang biasanya pada komputer menghasilkan kualitas gambar yang bagus dan biaya yang murah. Akan tetapi, peralatannya besar sehingga sangat sulit ditempatkan dalam suatu operasi. Alat ini tidak mudah dipindahkan dan sulit untuk didesinfeksi untuk kontrol infeksi. Komputer laptop menawarkan kemudahan untuk dipindahkan, ukuran yang kecil dan mudah didesinfeksi untuk kontrol infeksi. Akan tetapi, karena keterbatasan sumber tenaga sehingga tampilan tidak sebaik tampilan CRT. Pilihan yang terbaik adalah layar proyektor yang sama dengan tampilan komputer laptop tetapi bekerja dari sumber tenaga normal. Layar ini tipis dan efisien dalam tempat, menawarkan tampilan yang lebih bagus dari CRT dan mudah terhadap kontrol infeksi . Akan tetapi mengeluarkan biaya yang besar dan diharapkan pada masa depan mungkin ada tampilan yang akan terpilih untuk kedokteran gigi.

Banyak dental radiografi menggunakan laptop. Sistem ini menawarkan fleksibilitas sehingga mudah dipindahi karena kecil dan sedikit memakan tempat.

4. Prossesor
Sistem digital dental radiografi dapat bekerja dengan baik dengan kecepatan prossesor yang ada sekarang ini. Sistem Pentium dengan kecepatan 266 MHZ atau lebih seharusnya cukup untuk sistem ini. Contohnya system Windows 2000 memerlukan prossesir yang lebih cepat dari Windows 95. Prossesor yang cepat akan mempercepat pengolahan film.
Sistem digital bekerja dengan data yang besar. Data ini harus disimpan dalam Random Access Memory (RAM) komputer selama pengambilan dan pengolahan gambar. Jika RAM tidak cukup sebagian dari gambar baru disimpan dalam hard disk yang akan memperlambat tampilan. Makin banyak RAM yang tersedia dalam computer tampilan akan lebih baik.
RAM minimum yang dianjurkan untuk digital imaging adalah 64 sampai 128 Megabite, makin banyak memori makin baik apalagi dihubungkan dengan video. Memori yang tidak cukup dapat menyebabkan sisitem yang lambat dan kegagalan sistem.

5. X-Ray unit
Mesin dental X-Ray intra oral yang standar dapat digunakan untuk dental radiografi jadi tidak perlu untuk menyediakan unit yang spesifik. Unit panoramik digital sudah tersedia sekarang dan unit-unit yang ada dapat dirangkai untuk digital radiografi.

6. Hard disk
Hard disk adalah merupakan tempat dimana gambaran disimpan di antara pemakaian sebagai gambaran digital kapasitas menjadi lebih besar. Makin besar kapasitas hard disk yang tersedia makin banyak rekam medis pasien di komputer dalam suatu waktu. Rata-rata penyimpanan gambaran periapikal memerlukan 0,5-1 Megabite dan gambaran panoramic 1,5-8 Megabite. Kapasitas 15-30 GB (gigabites) bagus untuk digital imaging. Satu hard disk yang baik dapat menyimpan ratusan gambar dan apabila sudah penuh dapat kita pindahkan ke tempat penyimpanan yang lain misalnya kita dapat memindahkan ke disket.

II. X-RAY UNIT
Komponen–komponen sebuah mesin X-Ray :


Dental X-Ray unit cocok untuk mengambil foto gigi. Alat ini memiliki karakteristik dari penampilan gambar yang bagus, perlindungan yang baik, pengoperasian yang sederhana, jangkauan radiografi yang luas, perawatan yang mudah, dan lain-lain. Alat ini juga ideal sebagai media diagnostik X-Ray untuk pasien gigi.

Struktur Dental X-Ray unit dan prinsip pengoperasiannya :
Struktur dari X-ray unit sangat sederhana. Seluruh mesin ini terdiri dari generator X-ray (X-ray tube head), controller and framework.
Prinsip pengoperasian : arus tunggal AC menuju ke kumparan utama dari transformator bertegangan tinggi, melalui voltase attenuator balik dengan sirkuit kontrol.Voltase yang tinggi diinduksi dengan kumparan sub-level yang dialirkan ke tuba X-ray untuk menghidupkan X-Ray.
Mesin ini mempunyai nilai tuba voltase (KV) dan tuba arus (mAs) yang sudah pasti. Kuantitas dari radiasi (mAs) adalah bergantung pada waktu paparan.
Mesin X-Ray intraoral yang standard dapat digunakan untuk radiografi digital, jadi tidak perlu untuk membeli sebuah unit digital yang spesifik. Unit panoramik digital sekarang telah tersedia dengan menggabungkan keuntungan daripada digital imaging dengan pantomografi. Beberapa keluaran unit panoramik dapat digunakan untuk radiografi digital. Selama pemakaian atau penggunaan awal dari sistem – sistem digital tersebut, karena sensornya sensitif terhadap radiasi, beberapa unit memerlukan kemampuan dari unit X-Ray itu sendiri untuk mengantarkan pencahayaan yang kurang dari satu impuls.

III. SENSOR
Bagian terpenting dari sistem digital radiografi adalah sensor yang diletakkan pada mulut pasien. Pada saat ini tersedia sensor dalam berbagai ukuran yaitu # 0, # 1, # 2 dan film panoramic. Sensor yang pertama kali memiliki ukuran yang lebih kecil dari film standar intra oral dan oleh karena itu terbatas pada kemampuan diagnosa. Masalah ini tidak lagi terjadi ketika film dan sensor digital memiliki ukuran yang sama. Sensor langsung memiliki kabel ke prosessor gambar dan peralatan elektronik. Sensor yang paling sering digunakan adalah CCD, berupa sebuah chip dari silikon yang dibagi menjadi dua tampilan dimensi disebut piksel. Ketika sinar-X atau cahaya foton berinteraksi dengan CCD, tergantung pada sisitem yang digunakan, aliran listrik dibuat dan disimpan. Setelah ekpose selesai, aliran pada CCD dipindahkan secara elektrik dengan cara membuat sebuah sinyal output analog yang menerus. Sebauh sinyal analog menampilkan data dalam mode yang berkelanjutan. Informasi ini harus diubah ke unit digital. Sebuah konversi dari analog ke digital digunakan untuk mengkonversi sinyal analog output ke sebuah sinyal digital yang kemudian dikirim ke computer. CMOS sensor adalah sensor yang dihubungkan dengan kabel secara langsung ke computer dan menghasilkan sebuah gambaran instant. CMOS sensor mempunyai kekuatan yang lemah dan lebih murah. CMOS sensor lebih bising (ketajaman gambar yang kurang) daripada CCD dan informasi sebagai diagnosa yang kurang. Bagaimanapun, sensor-sensor tersebut kurang rapuh dan mengganti sensor yang harganya $ 400 jarang dilakukan.
Sensor CMOS yang langsung juga dhubungkan ke computer untuk menghasilkan gambaran instant. Saat ini ada perdebatan tipe kabel sensor mana yang memiliki hasil terbaik.
Sebuah sensor penyimpan fosfor (PSP) menghasilkan gambar-gambar dalam dua proses lankah kerja menggunakn sebuah plat gambar plastic yang dapat digunakan berulang kali, yang tidak berkabel dan lebih tipis, lebih murah , kurang keras, dan rapuh daripada sensor CCD dan CMOS. Unsur fosfor padasensor menyinpan energi sinar-X sehingga dapat di-scan dengan sebuah laser. Pengambilan gambar dari laser bisa memakan waktu 1,5 sampai 5 menit tergantung jumlah gambar yang di-scan. Pelepasan sinar oleh laser ditangka sebagai sinyal elektronik dan diubah ke gambar digital yang dapat dilihat di monitor.
Sensor ini dapat digunakan kembali setelah sterilisasi, dan pemprosessan gambar dan pengembalian sensor PSP dimana tidak memerlukan kamar gelap seperti pada penggunaan
film standar.








IV. KEASLIAN GAMBAR DIGITAL IMAGING
Sebuah gambaran digital merupakan gabungan area yang disusun secara structural yang disebut piksel. Perkataan "piksel" pertama kali diterbitkan pada 1965 oleh Frederic C. Billingsley dari JPL (Jet Propulsion Laboratory), untuk menjelaskan gambar elemen gambar video dari ruang probes ke bulan dan Mars. Piksel biasanya diatur dalam 2-dimensi grid, dan seringkali mewakili dengan menggunakan titik, kotak, atau rectangles. Setiap piksel adalah contoh dari gambar asli, di mana lebih sampel biasanya memberikan hasil yang lebih akurat menunjukkan asli. Intensitas setiap piksel adalah variabel; dalam sistem warna, setiap piksel mempunyai biasanya tiga atau empat komponen seperti merah, hijau, dan biru, atau Cyan, Magenta, kuning, dan hitam. Sebuah piksel akan menjadi digital dari kristal silver halide pada film konvensional, dengan perbedaan bahwa kristal silver halide diposisikan secara acak di dalam emulsi yang mana piksel itu mempunyai sebuah lokasi tertentu yang disusun dalam angka. Piksel adalah sebuah titik tunggal di dalam sebuah gambar digital, yang akan terlihat dari gabungan titik -titik dengan bermacam-macam derajat dari kehitaman dan keputihan. Ketika kami melihat sebuah gambar, kami tidak melihat titik-titik tersebut tetapi keseluruhan gambar. Di samping setiap piksel mempunyai sebuah lokasi, piksel juga mempunyai level abu-abu yang menampilkan penetrasi foton dari objek (gigi) di dalam area. Piksel itu ditampilkan di dalam komputer melalui sebuah angka yang mengindikasikan lokasinya dan penetrasi foton, dan keseluruhan gambar adalah sebuah table dari angka-angka yang mana bisa dimanipulasi (contoh : ditambah ).
Piksel itu bisa terdiri dari angka-angka, dan angka-angka tersebut bervariasi mulai dari 0- 256 (hitam ke putih). Bahkan biasanya terdapat 256 lebel abu-abu di dalam sebuah gambar.
Bagaimanapun, mata manusia hanya bisa mengenal sampai 32 level abu-abu. Dalam diagnosa kami lebih sering lebih kontras daripada hubungan spasial dan definisinya. Faktanya, gambar digital hanya mempunyai 9-10 jumlah piksel/mm sebagai perbandingan dengan 15 jumlah piksel/mm untuk film yang tidak begitu penting sebagai kerugian dari gambar digital.

V. KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DIGITAL
IMAGING
Keuntungannya :
1. Mendapatkan gambar dengan lebih cepat
Dalam praktek klinik lebih jauhnya keuntungan ini merupakan yang paling
menarik untuk dokter gigi karena waktu pemprosesan adalah secara praktis
tereliminasi atau ditiadakan.Tergantung kepada mesin yang digunakan, seperti
yang nanti dapat kita lihat, selang waktu diperlukan sebelum seseorang dapat
menampilkan gambaran diagnostik sebuah tampilan selama 5 menit untuk suatu
tampilan penuh.

2. Mengurangi waktu prosessing
Karena penggunaan daripada ruang gelap ditiadakan maka kesalahan tindakan di ruang gelap tereliminasi. Kemudian kita juga dapat menghemat waktu karena tidak diperlukan lagi waktu untuk membuka bungkus film maupun menggantung hasil film. Waktu pemprosesan dan pengeringan film juga tereliminasi.

3. Mengurangi dosis radiasi
Suatu perhatian yang ditujukan kepada para wartawan, televisi serta literatur – literatur para ahli bahwa kenyataannya, digital imaging membutuhkan dosis radiasi yang lebih rendah dibandingkan dengan cara roentgen lainnya.

4. Pengaturan dan pemanipulasian gambar
Begitu diperlukan, gambar dari komputer dapat diubah sesuai yang diinginkan. Gambar dapat diperbesar, digelapkan ataupun diterangkan serta dapat diatur densitasnya maupun nilai kontrasnya. Tidak seperti komputer tomography, tampilannya tidak dapat diubah, dan jika tampilan gambarnya elongasi kurang jelas, komputernya tidak dapat memperbaiki kesalahan teknik tersebut.

5. Penyimpanan gambar
Karena gambarnya tersimpan secara digital dalam disk, tempat yang diperlukan lebih minimal dibandingkan dengan survey mulut yang dibingkaikan dan di simpan dalam satu map. Begitupula ketika saat kita perlu melihat kembali hasil roentgen foto tersebut, maka waktu yang diperlukan untuk mencari lebih efisien daripada kita mencari secara manual lagi.

6. Menjangkau daerah yang terpencil
Karena menggunakan sistem digital maka gambar digital tersebut dapat langsung ditransmisikan ke dental office lain atau perusahaan asuransi di tempat lain asal mereka juga punya perangkat untuk membuka gambar ini. Ini jauh lebih efisien daripada kita perlu menggandakan hasil sebelum mengirimnya lewat pos lagi.

7. Kopian keras (Hardcopies)
Apabila teletransimisi tidak mungkin dilakukan, maka print out atau kopian keras berupa CD bisa langsung dihasilkan, hal ini dapat mempersingkat waktu daripada menggandakan film sebagai arsip kita lagi.

8. Pengetahuan pasien
Pasien merasa lebih nyaman dengan tampilan digital image pada layar monitor dibandingkan dengan hasil gambar pada cara lainnya pada saat dokter gigi menggunakan hasil roentgennya sebagai tampilan visual untuk sebuah presentasi kasus. Alasannya mungkin disebabkan karena kita hidup pada era pertelivisian, sehingga pasien memungkinkan untuk melihat dari layar dan tampilan dekat hasil rontgennya. Kemampuan untuk melihat hasil gambaran klinis atau radiografi pada satu layar yang sama pada waktu yang sama juga membantu dalam mempresentasikan kasus.

9. Ramah lingkungan
Karena garam - garaman perak ditemukan pada emulsi film dan pemprosesan kimia tidak digunakan pada digital imaging, maka tidak ada sampah yang merusak lingkungan. Keramahan lingkungan ini sangat penting dan berpengaruh terhadap sang pasien maupun dokter giginya.

10. Penggunaan kertas berkurang
Kebanyakan sekarang kantor – kantor kedokteran gigi maupun klinik lebih menggunakan komputer untuk menyimpan suatu data. Tampilan yang diinginkan untuk dapat dilihat oleh pasien sekarang hanya ada pada ujung jari telunjuk yang ditekan pada keyboard dari komputer dan dapat segera ditampilkan. Data – data yang hendak disimpan dapat juga segera disimpan pada disk maupun yang hendak memperbanyak.

11. Kontaminasi
Pada penggunaan digital imaging, masalah kontaminasi pada hasil film tidak ada lagi. Ini disebabkan karena tidak ada lagi sentuhan tangan sang dokter ke film yang hendak dicuci karena tidak ada lagi pemprosesan di kamar gelap dan sebagainya. Hasil rontgen akan segera muncul di layar komputer tanpa sentuhan tangan sang dokter.

Kerugian :
1. Letak sensor
Kerugian paling besar dalam radiografi digital terletak pada cara menempatkan sensor di dalam mulut pasien. Ukuran sensor yang digunakan sama ukurannya dengan dental film tetapi lebih keras dan tebal. Meskipun para produser telah berusaha untuk membuat yang lebih tipis tetapi masih tidak mungkin untuk dimasukkan di antara gigi pada mulut yang kecil dan gigi yang crowded untuk mendapatkan sudut yang tepat ( pada teknik Paralelling ). Terlebih pada teknik bisekting, sistem fosfor yang digunakan lebih banyak pada film yang lebih tipis dan sensor ini dapat lebih beradaptasi pada penyinaran langsung sehingga terserap tubuh lebih banyak.
2. Ketajaman gambar
Film memberikan detil gambar (12 sampai 15 garis per millimeter) yang lebih baik daripada gambar digital (6 sampai 10 milimeter). Meskipun pada praktisnya, mata manusia tidak bias membedakan adanya perbedaan ini.
3. Kontrol terhadap infeksi
Kekhawatiran terhadap infeksi yang terjadi adalah karena sensor tidak bisa disterilisasi dengan autoclave. Dengan beberapa alat yang berlapis plastik maka infeksi pun dapat terjadi.
4. Harga
Harga untuk sebuah sistem digital dapat berkisar antara $10000 hingga $ 15000. Bahkan untuk suatu unit panoramik digital harganya sekitar $ 25000.
5. Pecahnya Sensor
Karena sensor intraoral merupakan chip silicon yang sangat besar, maka bila terjatuh dan rusak, maka perlu biaya yang besar unruk menggantikannya. Harga sebuah sensor berkisar antara $2000 sampai $3000 dibandingkan bila kita menjatuhkan film yang harganya 10 sen sampai 15 sen saja. Akan tetapi kekhawatiran akan hal menjaga sensor ini jangan menjadi alasan kita untuk menolak menggunakan sisterm digital, namun detil gambar yang dihasilkan perlu kita pertimbangkan.













VI. MEKANISME RADIOLOGI DENTAL DIGITAL
Mekanisme radiologi dental digital ada dua, yaitu :
1. Metode langsung
2. Metode tidak langsung
3. Optically scanned digital radiography
Metode langsung (direct method)
Pada metode langsung tidak digunakan film. Gambaran digital diperoleh secara langsung dari alat sensor. Sensor adalah sebuah alat elektronik yang sensitive terhadap sinar-X Ketika terpapar sinar-X, sensor mengubah sinar-X ke data elektronik yang dapat dibaca dan digunakan oleh komputer. Sedangkan dalam sistem digital radiografi langsung, sensor diletakkan dalam mulut pasien yang dihubungkan dengan kabel ke komputer dan dihasilkan gambaran pada monitor secara langsung pada saat sensor bekerja.
Beberapa komponen dibutuhkan untuk memproduksi gambar dgital langsung ini, antara lain sumber sinar-X, sebuah sensor elektronik, kartu digital interface, sebuah komputer dengan analog digital converter (ADC), layar monitor, software dan printer. Khususnya, sistem PC dengan processor 486 atau lebih tinggi, 640 kb memory internal dengan SVGA card, dan monitor dengan resolusi tinggi (1024 x 786 pixels), digital sensor langsung adalah pasangan komponen tambahan (CCD) atau semiconductor active sensor pixel oxide metal pelengkap (CMOS-APS).
Sensor yang paling sering digunakan adalah CCD (Charge Coupling Device), yang merupakan keping silicon murni yang dibagi menjadi tampilan dua dimensi yang dinamakan pixel. Ketika sinar-X atau cahaya foton kontak dengan CCD, aliran listrik tercipta dan disimpan. Setelah kontak tercipta, dihasilkan sinyal yang mewakili data, kemudian diubah menjadi sinyal digital yang dikirim ke komputer.
CCD adalah tipe dari sirkuit yang dibuat dari rangkaian transistor kecil yang mengubah sinar-X menjadi elektron. Komponen ini kadang-kadang disebut sumber elektron karena menyimpan elektron. Ketika foton X-Ray menembak elemen transistor kecil , elektron terperangkap dalam sumber elektron. Elemen transistor tersusun dalam rangkaian. Tiap elemen mewakili satu pixel pada hasil akhir. Setelah paparan selesai elemen dibaca dan jumlah dari elektron yang disimpan membentuk tampilan. Informasi ini kemudian melalui kabel menuju sirkuit untuk membuat tampilan.
CCD dirancang untuk terpapar oleh sinar tampak. CCD sensor dirancang dengan layar skintilasi yang menghambat sinar-X dan flurosen yang dapat menimbulkan kerusakan pada sensor. CCD sensor juga menggunakan lempeng serat optic diantara layar skintilasi dan sensor. Lempeng serat optic menyediakan tambahan proteksi terhadap sinar-X yang menyebabkan kerusakan pad sensor dan juga berguna untuk memfokuskan sinar dari layar ke sensor dan meningkatkan ketajaman gambar.
Sensor CMOS (Central Metal-Oxide Semiconductor) merupakan sensor yang tersambung langsung dengan komputer menghasilkan tampilan secara langsung. Teknologi CMOS biasanya digunakan pada penggunaan intra oral.
PSP ( Photo Stimulable Phosphor) menghasilkan tampilan dalam proses dua tahap yang memakai lempeng plastik yang tidak tersambungkan dengan komputer. PSP menyerap dan menyimpan energi dari sinar-X dan melepaskan energi ini sebagai sinar ketika distimuli oleh sinar laser. PSP dapat digunakan pada foto intra oral, panoramik dan sefalometri.
Skema dari metode langsung (Direct Digital Radiography)
Metode tidak langsung (indirect method)
Pada metode ini digunakan suatu sensor fleksibel tanpa kabel yang terhubung ke komputer, dan diletakkan di dalam mulut pasien. Ketika sensor diaktifkan , berpindah dalam mulut dan diproses menjadi data elektronik dan dikirim ke komputer. Data diubah menjadi gambaran digital dalam waktu 1,5 sampai 5 menit, tergantung jumlah dan tipe plat sensor yang digunakan.
Direct digital imaging menandakan gambaran yang asli ditangkap dalam suatu format digital, yaitu gambaran terdiri dari paket informasi terpisah yang disebut pixels ( elemen bayangan). Pada Indirect digital imaging tidak langsung memperlihatkan suatu gambaran ditangkap dalam suatu format berlanjut atau analog dan kemudian mengubah jadi suatu format digital. Dengan konversi data, diubah analog ini ke digital dengan menggunakan konversi ( ADC) sehingga mengakibatkan perubahan dan kerugian tentang informasi gambaran secara lengkap dan baik. Gambar 4 menunjukkan kebanyakan perubahan data umum yang terjadi dalam suatu analog ke konversi digital. Sebagai pengganti keterbatasan dalam menangkap gambar dalam bentuk pixel tertentu , maka pixel nilai dirata-ratakan. Sebagai konsekwensi, banyak tepi hilang di dalam suatu analog ke konversi digital. Teknik Indirect Digital Imaging yang asli mengharuskan kita meneliti suatu konvensional film gambaran ( analog) dan menghasilkan suatu gambaran digital. Sehingga, teknik ini memerlukan suatu scanner optis yang mampu mengolah gambaran transparan seperti halnya perangkat lunak yang sesuai untuk menghasilkan gambaran yang digital. Dengan imaging sistem menjadi yang semakin lebih canggih, teknik lain untuk menangkap gambaran yang digital dari suatu analog sudah banyak dikembangkan. Banyak intraoral videocameras (IOVC) yang mengijinkan para clinical untuk menangkap suatu gambar hasil sinar-X konvensional analog dengan indirect digital imaging. Gambaran yang diambil sebagai bingkai suatu gambaran video. Salah satu kekurangan tentang teknik ini adalah bahwa suatu gambaran skala dihasilkan radiopaque dan radiolusen tidak dapat ditangkap dalam suatu format gambaran warna. Banyak gambaran nampak biru dan ukurannya adalah tiga kali ukuran gambaran yang sama ditangkap dalam suatu format skala radioopaque dan radiolusen.
Optically scanned digital radiography
Pada sistem optically scanned digital radiography, dental film biasa digunakan untuk mendapatkan mendapatkan gambar dengan tehnik intra oral yang umum. Film kemudian di proses di kamar gelap,dan film yang sudah kering kemudian di scan, dan menghasilkan gambar digital . Gambar digital ini dapat digunakan dengan cara yang sama dengan cara mendapatkan gambar secara langsung. Dengan metode ini, memerlukan waktu yang banyak untuk mendapatkan gambar digital karena processing film lengkap haru sdiselesaikan sebelum gambar di scan dan dikomputerisasi. Keuntungan terbesar dengan menggunakan optically scanned digital radiography adalah dalam kualitas dan penyimpanan gambar.


First - Export the DenOptix image file into a format compatible with your treatment planning software. In this example, we exported to a jpeg format.

Next - Import the jpeg file into your treatment planning software and proceed as usual. The screen shot above is courtesy of OrthoVision.

Last - Print the treatment plan. In this example, the radiograph was eliminated and only the results of the orthometric measurements printed for the record.

VII. ASPEK HUKUM DENTAL DIGITAL IMAGING
Dalam setiap praktek dokter gigi modern sangatlah penting untuk memiliki data pasien yang memadai dan mudah diakses. Oleh karena itu penggunaan dental digital sangat berperan penting dalam penyimpanan data tentang keadaan gigi pasien serta kemampuannya untuk mengimpor dan mengekspor gambar radiografi. Dengan penggunaan alat ini, maka proses penyimpanan gambar radiografi ke dalam suatu program dan mengubah kembali ke bentuk data dapat dilakukan dengan mudah. Hal ini menyebabkan foto digital dapat dimanipulasi dengan mudah, kecuali data yang telah dilindungi secara memadai, sehingga risiko penipuan pada pasien dan perusahaan asuransi dapat mungkin terjadi. Maka penggunaan password penting untuk memastikan perlindungan dan keamanan data pasien
Kekhawatiran tentang aspek hukum gambar dental digital, dan potensi terjadinya perubahan gambar (pemalsuan) dapat juga diatasi. Sekarang terdapat program gambar tag algoritma yang dapat gambar menandai foto sebagai asli dan tidak dapat diubah. Gambar tersebut dapat ditingkatkan (kecerahan, kontras, dll) tetapi tidak ada perubahan dari informasi gambar. Gambar tersebut dapat dikirim dan digunakan dengan jaminan bahwa, selama gambar tag menjamin foto tersebut tidak dapat diubah, maka foto tersebut aman. Tentu saja, baik film maupun gambar dental digital tersebut dapat menghalangi/mencegah terjadinya penipuan atau pengiriman gambar yang berbeda pada pasien lainnya dan terjadinya pemalsuan .