Cari Blog Ini

Dolls Comments Pictures

Jumat, 17 Desember 2010

STRUKTUR GIGI

STRUKTUR GIGI
kita harus terlebih dahulu mengetahui struktur gigi untuk dapat mengetahui penyakit gigi. Gigi didukung oleh suatu jaringan yang disebut periodonsium. Periodonsium terdiri dari gingiva, tulang alveolar, ligament periodontal, dan sementum, inilah yang dikenal dengan gusi.
Macam-macam gigi yang dimiliki manusia adalah gigi seri (Incicivus = I), gigi taring (Caninus = C), gigi geraham pertama (Premolar = P) dan gigi geraham tetap (Molar = M).
Gigi terdiri atas 3 bagian yaitu mahkota gigi (Korona), leher gigi dan akar gigi (Radilis). Bagian terluar mahkota gigi dilapisi oleh email atau glazur (Enamel). Dari bagian dalam email terdapat tulang gigi (dentin) dan pada bagian yang paling dalam terdapat sumsum gigi (Pulpa).
Email merupakan lapisan keras yang menutupi mahkota gigi.
Dentin merupakan jaringan yang berwarna kekuningan yang membentuk gigi.
Sementum merupakan jaringan semacam tulang yang menutupi akar gigi.
Pulpa merupakan suatu rongga pada bagian tengah gigi yang berisi serabut saraf dan pembuluh darah.
Pada sumsum tulang gigi terdapat kapiler arteri dan vena serta saraf. Bagian terluar akar gigi tidak memiliki email tetapi memiliki lapisan semen. Bagian akar gigi tertanam dalam tulang rahang yang ditutupi oleh gusi (Gingiva).
Bagian utama gigi
Bagian terluar dari gigi ,yang disebut email, merupakan jaringan terkeras dari tubuh hewan atau manusia.
Komposisi email:
Mineral
(anorganis) Organis Air
% berat 93 4 3
% volume 83 5 12
Tabel 1. Komposisi email
Bagian-bagian anorganis email terdiri dari:
 PO4 55,5%
 Ca 37,0%
 CO3 3,5%
 Na 0,5%
 Dan lain-lain
Ini biasanya tersusun (terikat) dalam bentuk: Hydroxyl apatit Ca5 [OH(PO4)3]
Struktur dentin hampir sama dengan tulang, pada bagian mahkota gigi diselubungi oleh email dan pada bagian akar oleh semen.
Jenisnya:
Primer dentin, adalah dentin yang dibentuk waktu masih dalam kandungan.
Sekunder dentin (Irregular dentin), yaitu dentin yang terbentuk karena pacuan-pacuan yang dialami oleh odontoblast misalnya oleh rangsangan: mekanis, panas, dan kimia.
Tertier dentin, terbentuk oleh karena adanya rangsangan terhadap odontoblast pada perawatan endodonti.
Komposisi dentin:
Mineral
(anorganis) Organis Air
% berat 66 18 16
% volume 42 28 30
Tabel 2. komposisi dentin
Pulpa gigi adalah suatu jaringan lunak yang terletak di daerah tengah pulpa yang merupakan saraf gigi. Jaringan pulpa membentuk, mendukung, dan dikelilingi oleh dentin. Fungsi utamanya adalah untuk membentuk odontoblast yang akan membentuk dentin dan fungsi sekundernya berkaitan dengan sensitivitas gigi, hidrasi dan pertahanan. Cedera terhadap pulpa akan mengakibatkan ketidaknyamanan.
Gigi manusia mulai tumbuh pada usia + 6 bulan. Gigi yang pertama dinamakan gigi susu (dens lakteus). Setelah itu akan tumbuh gigi sulung (dens dens desidui).pada usia 6 tahun gigi anak berjumlah 20, yang terdiri dari 8 gigi seri, 4 gigi taring, dan 8 gigi geraham kecil.
Gigi seri berfungsi untuk memotong makanan, gigi taring untuk menyobek makanan, dan gigi geraham untuk mengunyah makanan.
Setelah itu sejak usia 6 tahun sampai 14 tahun gigi susu tanggal dan diganti oleh gigi tetap yang jumlahnya bertambah 12 berupa geraham besar menjadi 32 buah.


Gambar 1. Anatomi Gigi dan Bagiannya
PENYAKIT GIGI
Penyakit gigi yang paling sering adalah Karies Gigi. Karies Gigi merupakan penyakit gigi yang paling utama sehingga akan secara lengkap, sedangkan penyakit lainnya akan dijelaskan secara garis besar saja.
KARIES GIGI
Karies Gigi adalah penyakit jaringan gigi yang ditandai dengan kerusakan jaringan, dimulai dari permukaan gigi meluas kearah pulpa. Karies gigi inilah yang biasa disebut dengan gigi berlubang.
Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu permukaan gigi atau lebih dan dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari gigi, misalnya: dari email ke dentin atau ke pulpa. Karies disebabkan oleh:
1. Karbohidrat
2. Mikroorganisme dan air ludah
3. Permukaan dan bentuk gigi.
Karbohidrat yang tertinggal di dalam mulut dan mikroorganisme, merupakan penyebab dari karies gigi. Penyebab karies gigi yang tidak langsung adalah permukaaan dan bentuk dari gigi tersebut.
Gigi dengan fissure yang dalam mengakibatkan sisa-sisa makanan mudah melekat dan bertahan, sehingga produksi asam oleh bakteri akan berlangsung dengan cepat dan menimbulkan karies gigi.
Karies gigi terdapat di seluruh dunia, tanpa memandang umur, bangsa ataupun keadaan ekonomi.menurut penelititian di negara-negara Eropa, Amerika dan Asia, termasuk Indonesia, ternyata bahwa 80-95% dari anak-anak di bawah umur 18 tahun terserang karies gigi.
Karies gigi terdapat pada manusia dan jarang pada hewan. Pada manusia yang hidup berkelompok secara primitive, penyakit ini lebih sedikit dibandingkan dengan golongan yang lebih beradab. Persentase karies gigi bertambah dengan meningkatnya peradaban manusia dan hanya kira-kira 5% penduduk yang imun terhadap karies gigi. Hal ini merupakan suatu tantangan untuk ilmu kedokteran gigi.

Banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi. Dibawah ini akan diterangkan beberapa hal yang dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi pada manusia.
 Keturunan
Dari suatu penelitian terhadap 12 pasang orang tua dengan keadaan gigi yang baik, terlihat bahwa anak-anak dari 11 pasang orang tua memiliki keadaan gigi yang cukup baik.
Disamping itu dari 46 pasang orang tua dengan persentase karies yang tinggi, hanya 1 pasang yang memiliki anak dengan gigi yang baik, 5 pasang dengan persentase karies sedang, selebihnya 40 pasang, dengan persentase karies yang tinggi.
 Ras
Pengaruh Ras terhadap terjadinya karies gigi amat sulit ditentukan. Tetapi keadaan tulang rahang suatu ras bangsa mungkin berhubungan dengan persentase karies yang semakin meningkat atau menurun.
Misalnya pada ras tertentu dengan rahang yang sempit, sehingga gigi pada rahang sering tumbuh tidak teratur, tentu dengan keadaan gigi yang tidak teratur ini akan mempersukar pembersihan gigi, dan ini akan mempertinggi persentase karies pada ras tersebut.
 Jenis Kelamin
Dari pengamatan yang dilakukan oleh MILHAHN-TURKEHEIM pada gigi M1, didapat hasil sebagai berikut:

Karies
Molar kanan Molar kiri
Pria 74,5% 77,6%
Wanita 81,5% 82,3%
Tabel 3. Persentase terjadinya karies
Dari hasil ini terlihat bahwa persentase karies pada wanita adalah lebih tinggi dibanding dengan pria. Persentase karies molar kiri lebih tinggi dibanding dengan molar kanan, karena faktor pengunyahan dan pembersihan dari masing-masing bagian gigi.
 Umur
Sepanjang hidup dikenal 3 fase umur dilihat dari sudut gigi geligi:
1. Periode gigi campuran, di sini molar 1 paling sering terkena karies.
2. Periode pubertas (remaja) umur antara 14 s/d 20 tahun. Pada masa pubertas terjadi perubahan hormonal yang dapat menimbulkan pembengkakan gusi, sehingga kebersihan mulut menjadi kurang terjaga. Hal inilah yang menyebabkan persentase karies lebih tinggi.
3. Umur antara 40 s/d 50 tahun. Pada umur ini sudah terjaqdi retraksi atau menurunnya gusi dan pulpa, sehingga sisa-sisa makanan sering lebih sukar dibersihkan.
 Makanan
Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut, pengaruh ini dapat dibagi menjadi 2:
 Isi dari makanan yang menghasilkan energi.
Misalnya: Karbohidrat, Protein, Lemak, Vitamin serta mineral-mineral.
Unsur-unsur tersebut diatas berpengaruh pada masa pra-erupsi serta pasca-erupsi dari gigi geligi.
 Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan.
Makanan-makanan yang bersifat membersihkan gigi, jadi merupakan gosok gigi alami, tentu saja akan mengurangi kerusakan gigi.
Misalnya: jambu air dan bengkuang.
Sebaliknya makanan-makanan yang lunak dan melekat pada gigi amat merusak gigi seperti: biscuit, coklat dan sebagainya.
Tabel di bawah merangkum pengaruh beberapa makanan terhadap terjadinya karies gigi.

Tabel 4. Indeks terjadinya karies gigi oleh beberapa makanan
• Vitamin
Vitamin berpengaruh pada proses terjadinya karies gigi, terutama pada periode pembentukan gigi.
Kekurangan Vitamin Kebutuhan per hari Pemgaruhnya terhadap gigi/gusi
A 1-2 mg Merusak pembentukan email dan dentin
B1 1-2 mg Karies meninggi (Perubahan-perubahan pada lidah, bibir, dan periodontium)
B2 2 mg Karies meninggi (Perubahan-perubahan pada lidah, bibir, dan periodontium)
B6 2 mg Tidak ada pengaruh
C 75-100 mg Degenerasi odontoblast, kerusakan periodontium, Stomatitis dan lain sebagainya
D 0,01 Hipoplasia enamel dan dentin
400-600 I.U.
E 10 mg Tidak diketahui
K 1 mg Tidak diketahui
Tabel 5. Vitamin dan pengaruhnya terhadap kerusakan gigi/gusi
 Unsur Kimia
Unsur kimia yang paling mempengaruhi persentase terjadinya karies gigi ialah Fluor. Dibawah ini dicantumkan beberapa unsur kimia yang mempengaruhi atau memperlambat terjadinya karies gigi.
Berillium (Be) Menghambat karies
Fluor (F) Menghambat karies
Aurum (Au) Menghambat karies
Cuprum (Cu) Menghambat karies
Magnesium (Mg) Menghambat karies
Strontium (Sr) Menghambat karies
Zincum (Zn) Menghambat karies
Cadmium (Cd) Menunjang terjadinya karies
Plantina (Pt) Menunjang terjadinya karies
Selenium (Se) Menunjang terjadinya karies
Tabel 6. Pengaruh unsur-unsur kimia terhadap terjadinya karies gigi
 Air Ludah
Pengaruh air ludah terhadap gigi sudah lama diketahui terutama dalam mempengaruhi kekerasan email.
Air ludah dikeluarkan oleh: Kelenjar Parotis, Kelenjar Sublingualis dan Kelenjar Submandibularis.
Secara mekanisme air ludah berfungsi untuk membasahi rongga mulut dan makanan yang dikunyah. Sifat enzimatis air ludah ikut di dalam system pengunyahan untuk memecahkan unsur-unsur makanan. Di dalam air ludah dijumpai enzim-enzim seperti: Belaamilase, Pospatase, Oksidase, Glikogenase, Kollagenase, Lipase, Protease, Urease dan lain-lain, yang berasal dari bakteri, epitel serta Granulosit dan Limposit.
Komposisi Air Ludah:
~ 99,0-99,5 % air
~ Mucin (Glikoprotein air ludah)
~ Mineral-mineral seperti: K, Na dan sebagainya.
~ Epitel
~ Leukosit dan Limposit
~ Bakteri-bakteri
~ Enzaim-enzim.
Dalam setiap miliLiter air ludah dijumpai 100-200 juta bakteri. Adapun mikroorganisme penting yang dijumpai di dalam mulut adalah:
 Staphylococcus
 Neiseria
 Streptococcus
 Laktobakterium
 Korinebakterium
 Enterobakteri
 Spirillum
 Bacillus
 Clostridium
 Fusobacterium
 Aktinomises
 Jamur-jamur seperti: Candida
 Plak
Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri dari kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terberntuk dan m,elekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.
Akhir-akhir ini penelitian terhadap plak lebih intensif dilakukan untuk mencegah karies gigi.
Plak terbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti mucin, sisa-sisa sel jaringan mulut, Leukosit, Limposit dengan sisa-sisa makanan serta bakteri.
Plak, mula-mula berbentuk agar cair yang lama kelamaan menjadi kelat, tempat bertum buhnya bakteri.
Plak gigi bertumbuh dengan:
- Pertambahan mikroorganisme baru
- Pembiakan mikroorganisme
- Penumpukan produksi mikroorganisme.
Ph plak turun sebanding dengan: jumlah dan jenis organisme karioganik, jumlah dan jenis karbohidrat, ketebalan plak, serta kapasitas buffer dari saliva.
Luasnya plak dapat diukur dengan mengunakan indeks Vermillion dan Green:
0 tidak ada plak
1 plak menutupi < 1/3 permukaan gigi 2 plak menutupi < 2/3 permukaan gigi 3 plak menutupi > 2/3 permukaan gigi.
Makin luas permukaan plaknya, makin besar potensi timbulnya karies dan terjadinya Gingivitis.
Plak dan air ludah mempunyai perbedaan antara lain:
Plak Air ludah
Bakteri Berkumpul , Leptotrichia, Actinomices, Streptokokus, Veillonela Tersebar , Streptokokus, Enterokokus, Laktobakteri
Lingkungan bakteri Aerob / anaerob Aerob
Memkproduksi amonia 100-400 1
Tabel 7. Perbedaan karakteristik dari plak dan air ludah
Cara karies merusak gigi sebenarnya sangat sederhana, walaupun proses rinciannya memang lebih rumit.
Ada tiga komponen yang diperlukan yakni gigi, plak bakteri, dan diet yang cocok. Plak bakteri sangat berperan, tetapi dietlah yang paling berperan sebagai faktor penyebab karies. Perubahan diet merupakan faktor utama bagi peningkatan prevalensi karies pada masyarakat yang terpengaruh budaya barat. Komponen diet yang sangat kariogenik adalah gula terolah atau sukrosa, yang dimetabolisme oleh bakteri dalam plak sehingga melarutkan email. Diagramhubungan antara empat faktor yang saling interaksi yang menyebabkan terjadinya karies.

Tabel 8. Diagram empat lingkaran faktor karies gigi.
Proses karies
Proses karies dapat digambarkan secara singkat seperti berikut :
Substrat + Plak + Gigi Karies
(gula) (bakteri) (email atau dentin) (metabolisme oleh bakteri) (demineralisasi)
sejak gigi erupsi sampai gigi tersebut tanggal, semua permukaan gigi yang terbuka mempunyai resiko terserang karies. Walaupun demikian, pola serangan karies ini umumnya dapat diketahui sebelum terjadi. Sekali karies telah terjadi, gigi akan rusak selamanya.
KESSEL mengatakan bahwa etiologi dari karies disebabkan oleh :
~ Faktor perusak secara aktif
~ faktor perusak yang bersifat predisposisi.
Faktor-faktor secara aktif terdiri dari:
- Demineralisasi yang bisa berasal dari makanan, saliva, bakteri, bahan gigi.
- Proteolisis dapat disebabkan oleh enzim yang dihasilkan oleh Streptokokus.
Faktor perusak yang bersifat predisposisi terdiri dari:
1. Lokal yang meliputi makanan atau diet dan plak.
Plak memudahkan melekatnya bakteri.
2. Umum
- Umur
Makin bertambah umur seseorang maka persentase karies makin berkurang.
- Gizi
Dalam hal kekurangan gizi, gigi-gigi mudah diserang karies. Jadi gizi merupakan salah satu faktor yang penting dalam etiologi karies.
- Geografis
Di sini tergantung dari air minum yang mengandung Fluor pada daerah yang ditempati, bila kita minum air yang mengandung Fluor 1 ppm maka gigi mempunyai daya penolak terhadap karies tetapi bila air minum mengandung lebih besar dari 1 ppm maka akan terjadi Mottled teeth yang menyebabkan kerusakan email berupa bintik-bintik hitam.
- Hormonal
Pada wanita hamil terjadi ketidak seimbangan hormon yang mengakibatkan terjadinya peradangan gusi, sehingga memudahkan perlekatan dari plak, dan memperbesar kemungkinan terjadinya karies.
- Keturunan
Orang tuia dengan frekuensi karies yang tinggi, kemungkinan besar akan menurun pada anaknya. Misalnya klasifikasi gigi yang kurang sempurna akan diturunkan pada anaknya.
- Kebersihan
Kebersihan yang buruk akan mengakibatkan persentase karies lebih tinggi.
KESSEL menyatakan bahwa faktor-faktor penting yang merusak gigi ialah asam, sedang mikroorganisme yang ada sangkut pautnya dengan kerusakan gigi ini adalah: Laktobacilus, Streptokokus, Bacillus Acidophillus.
I II III IV
Substrat Mikroorganisme Intermedium Waktu melekatnya
Monosakarida dan Disakarida (gula) Laktobacillus Plak Hari
Streptococcus Minggu
Bacillus acidophillus Bulan
Tahun
Tabel 9. kesimpulan dasar terjadinya karies
BENTUK-BENTUK KARIES GIGI
I. Berdasarkan cara meluasnya karies gigi
A. Penetrierende Karies
Karies yang meluas dari email ke dentin dalam bentuk kerucut. Perluasannya secara penetrasi, yaitu merembes kearah dalam.
Gambar 2. Penetrirende Karies

B. Unterminirende Karies
Karies yang meluas dari email ke dentin dengan jalan meluas ke arah samping, sehingga menyebabkan bentuk seperti periuk.
Gambar 3. Unterminerende Karies
II. Berdasarkan stadium karies (dalamnya karies gigi)
A. Karies Superficialis
Di mana karies baru mengenai enamel saja, sedang dentin belum terkena.
Gambar 4. Karies Superficialis
B. Karies Media
Di mana karies sudah mengenai dentin, tetapi belum melebihi setengah dentin.
Gambar 5. Karies Media
C. Karies Profunda
Di mana karies sudah mengenai lebih dari setengah dentin dan kadang-kadang sudah mengenai pulpa.
Karies profunda ini dapat kita bagi lagi atas:
① Karies profunda Stadium I :
Karies telah melewati setengah dentin, biasanya radang pulpa belum dijumpai.
② Karies profunda Stadium II :
Masih dijumpai lapisan tipis yang membatasi karies dengan pulpa.
③ Karies profunda Stadium III :
Pulpa telah terbuka, dijumpai bermacam-macam radang pulpa.

Gambar 6. Karies Profunda
Kp I = stadium I
Kp II = stadium II
Kp III = stadium III
III. Berdasarkan lokalisasi karies
G.V. BLACK mengklasifikasikan klas atas 5 dan diberi tanda dengan nomor Romawi, berdasarkan permukaan gigi yang terkena karies.
A. Klas I
Karies yang terdapat pada bagian oklusal dari gigi premolar dan molar (gigi posterior.
B. Klas II
Karies yang terdapat pada bagian approximal dari gigi Molar atau Premolar, yang umumnya meluas sampai kebagian okusal.
C. Klas III
Karies yang terdapat pada bagian approximal dari gigi depan, tetapi belum mencapai 1/3 gigi bagian dalam.
D. Klas IV
Karies yang terdapat pada bagian approximal dari gigi depan, dan sudah mencapai 1/3 gigi bagian dalam.
E. Klas V
Karies yang terdapat pada bagian 1/3 leher dari gigi-gigi depan maupun gigi belakang.
Klas VI oleh SIMON, yaitu karies yang terdapat pada gigi belakang, disebabkan oleh abrasi, atrisi atau erosi.
Atrisi : keadaan phisikologis pada pengunyahan
Abrasi : Keausan pada gigi yang terjadi selain dari penguyahan normal.
Contoh : menggigit kuku , menghisap pipa
Erosi : Keausan gigi yang disebabkan oleh proses kimia.
IV. Berdasarkan banyaknya permukaan gigi yang terkena karies.
A. Simple Karies
Karies yang dijumpai pada satu permukaan saja.
B. Kompleks Karies
Karies yang sudah luas dan mengenai lebih dari satu bidang permukaan gigi.
Pencegahan karies gigi
Pencegahan karies gigi bertujuan untuk mempertinggi taraf hidup dengan memperpanjang kegunaan gigi di dalam mulut.
Pencegahan karies gigi dapat dibagi atas 2 bagian :
a) Pra erupsi
Tindakan ini ditunjukan pada kesempurnaan struktur enamel dan dentin atau gigi pada umumnya. Seperti kita ketahui yang mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan gigi kecuali protein untuk pembentukan matriks gigi ,juga terutama vitamin dan zat mineral yang mempengaruhi atau menentukan kekuatan dan kekerasan gigi.
Vitamin atau mineral tersebut adalah :
1. Vitamin –vitamin : terutama A, C , D
2. Mineral –mineral : terutama Ca ,P , F , Mg
Oleh karena itu ibu –ibu yang hamil, sebelum terjadinya pengapuran pada gigi bayinya dapat diberikan makanan yang mengandung unsur –unsur yang dapat menguatkan enamel dan detin. Pemberian Kalcium diminum dalam bentuk tablet pada ibu ada baiknya asal tidak terlalu banyak ,karena kelebihan Kalcium akan menyebabkan kesukaran waktu melahirkan karena adanya pengapuran yang terlalu cepat dari tengkorak kepala bayi tersebut. Juga air minum yang mengandung Fluor sangat penting diberikan pada ibu sedang hamil.
b) Pasca erupsi
Pada dasarnya hampir sama dengan stadium Pra erupsi, hanya ditambah dengan :
1. Kebesihan mulut dan gigi yang harus diperhatikan supaya tetap sehat.
2. Pemeriksaan berkala 6 bulan sekali
3. Makanan yang menguatkan gigi dan gusi
4. Kesehatan badan
Metode-metode yang banyak dan yang paling berhasil digunakan untuk mengurangi aktivitas karies bisa dibuat secara sistematis berdasarkan gangguan terhadap kerja bakteri dalam fermentasi karbohidrat.
Dibagi atas 5 golongan kerja :
①. Pengaturan diet
Tidak ada diet yang mengandung karbohidrat yang tidak terfermentasi, yang tidak dapat menyebabkan karies pada manusia. Pada dasarnya semua karbohidrat dalam makanan merupakan substrat untuk bakteri, yang melalui proses sintesa akan diubah menjadi asam dan polisakarida. Karbohidrat dengan molekul rendah seperti sakrose, glukosa, fruktosa dan maltosa, akan segera diubah menjadi zat-zat yang merusak jaringan mulut.
②. Plak kontrol
Plak kontrol merupakan tindakan-tindakan pencegahan menumpuknya dental plak dan deposit-deposit lainnya pada permukaan gigi dan sekitarnya.
③. Penggunaan Fluor
Pengunaan Fluor merupakan metode yang paling efektif untuk mencegah timbul dan berkembangnya karies gigi. Fluor selain mempunyai pengaruh pada gigi sebelum erupsi, juga mempengaruhi gigi sesudah erupsi.Fluor dapat menghambat kehidupan bakteri yang ada pada plak.
④. Anti enzim
Suatu inhibitor enzim yang non toksis terhadap manusia yang dapat ditambahkan di dalam gula yang mampu mencegah dekalsifikasi adalah Vitamin K sintesis.
⑤. Anti bakterial
Menurut penyelidikan beberapa sarjana bahwa zat-zat antibacterial antara lain ureum dan penicillin.
Pencegahan karies gigi dapat dilakukan oleh:
1. Setiap anggota keluarga
- Menyingkirkan plak
- Mengurangi konsumsi karbohidrat
- Memakai pasta gigi yang mengandung fluor
- Kumur-kumur larutan fluor
2. Dokter-dokter gigi dipraktek
- Mengajarkan bagaimana menyingkirkan plak
- Melakukan topikal aplikasi fluor
- Pengawetan pit dan fisur dengan tumpatan.
3. Departemen kesehatan
- Menambahkan fluor pada air minum
Beberapa penyakit gigi dan pencegahannya diberikan melalui tabel berikut.
Penyakit Peningkatan Kesehatan Perlindungan Khusus
Karies gigi Penyuluhan kesehatan gigi  Pemakaian fluor secara sistemik/ lokal
Nutrisi yang baik dan rencana diet yang teratur  Pengawetan pit dan fisur gigi
Kebersihan mulut, pemeriksaan berkala  Pembersihan karang gigi
Penyakit Periodental  Standar nutrisi yang baik  Prevensi terhadap karies dengan penambalan yang baik
 Kebersihan mulut  Pembersihan karang gigi
 Penyuluhan kesehatan gigi  Masose giginva
Maloklusi  Genetic  Pencegahan Ortodonti dengan perawatan yang teratur
 Standar nutrisi yang baik
 Kebersihan mulut  Menjaga ruangan tetap terbuka (space maintainer)
 Kebiasaan yng baik
 Penyuluhabn kesehatan gigi
Tabel 10. Penyakit gigi dan cara mendiagnosa dini serta pengobatan yang tepat.
Cara diagnosa dan pemeriksaan penyakit gigi secara tepat dapat dibuat dalam tabel berikut.
Penyakit Diagnosa dini dan pengobatan yang tepat Membatasi ketidakmampuan Rehabilitasi
Karies Gigi ~ Pemeriksaan detail secara periodik dengan pemeriksaan Rontgen foto ~ Penambahan gigi Protesa penuh
~ Perawatan syaraf gigi
~ Pengobatan yang sistematik ~ pencabutan gigi
~ protesa cekat dan protesa sebagian
Penyakit Periodental ~ pemeriksaan penyakit sistemik ~ Gingivetomi Protesa
~ Oesteotomi
~ Oesteoplasti
~ Oklukasi yang balance ~ Reposisi gingival margin
~ Splinting
Maloklusi ~ Serial pencabutan ~ Perawatan ortho pada waktu yang tepat Protesa


Tabel 11. diagnosa dan pemeriksaan gigi
FRAKTUR
Fraktur adalah kerusakan gigi yang bukan disebabkan oleh karies melainkan disebabkan oleh trauma, baik berupa pukulan langsung terhadap gigi atau berupa pukulan tidak langsung terhadap mandibula yang dapat menyebabkan pecahnya tonjol-tonjol gigi, terutama gigi posterior.
Keparahan fraktur bisa hanya sekedar retak saja, pecahnya tonjol, sampai pada lepasnya gigi yang tidak bisa diselamatkan lagi.
Trauma langsung kebanyakan mengenai gigi anterior, dan karena arah pukulan mengenai permukaan labial, garis keretakannya menyebar ke belakang dan horizontal.
Trauma langsung dapat menyebabkan kerusakan pada satu atau lebih gigi seperti di bawah ini:
 Kerusakan pulpa tanpa fraktur
Suatu pukulan terhadap gigi dapat menyebabkan kerusakan pembuluh darah yang berjalan melalui foramen apeks ke pulpa terutama pada gigi yang telah terbentuk sempurna. Hal ini akan menyebabkan terjadinya degenerasi atau bahkan kematian pulpa , suatu keadaan yang mungkin tidak akan terlihat selama berbulan bulan . Oleh karena itu , gigi yang terkerna trauma semacam ini hendaknya diamatidan diperiksa kevitalan pulpanya secara teratur . Mungkin diperlukan paling sedikit satu tahun sebelum pulpa dapat memberikan respons terhadap tes vitalitas . Jika ternyata pulpa berdegenerasi atau mati , kiranya perawatan pulpa perlu dilakukan agar terjadinya abses bisa dicegah.
 Retaknya email (infraksi)
Email yang retak sebetulnya jarang sekali memerlukan perawatan , namun pulpa gigi semacam itu mudah berdegenerasi atau mati karena rusaknya pembuluh darah yang masuknya ke pulpa melalui foramen apeks atau karena penetrasi bakteri melalui retakan tersebut . Jika terbukti pulpa mengalami degenerasi , maka perawatan saluran akar perlu dilakukan.
 Fraktur email
Jika email yang hilang hanya sedikit , maka tindakan yang paling baik adalah membiarkan keadaan tersebut. Akan tetapi jika tepi-tepi frakturnya tajam dan tak sedap dipandang lebih baik dihaluskan. Jika email yang hilang lebih banyak, restorasi mungkin perlu dilakukan. Gigi hendaknya terus diamati kalau-kalau terjadi degenerasi.
 Fraktur email dan dentin
Fraktur pada dentin suatu gigi sehat akan membuka banyak sekali tubulus dentin yang sangat sensitive. Penambalan yang menutup tubulus dentin dan dilakukan dengan segera akan meredakan sakitnya dan mencegah masuknya bakteri yang bisa menyebabkan inflasi pulpa. Jika tidak ditambal, invasi bakteri mungkin akan menyebabkan inflamasi pulpa dan akhirnya nekrosis. Suatu tumpatan juga akan memugar gigi pasien, dan bahan yang dipakai biasanya bahan tumpat sewarna gigi. Seandainya diperlukan perawatan saluran akar, akses ke pulpa dilakukan melalui tambalan.
 Fraktur mencapai pulpa
Jika fraktur mencapai pulpa gigi yang telah tumbuh sempurna, pulpa harus dibuang karena usaha untuk mempertahankannya biasanya akan gagal dan ruang pulpa kini diperlukan bagi retensi mahkota buatan yang dibuat untuk memugar gigi fraktur tersebut. Restorasi mahkota yang permanent dibuat setelah perawatan saluran akar selesai.
Pada gigi yang belum tumbuh sempurna, hanya pulpa mahkota saja yang dibuang dan kemudian permukaan sisa pulpanya ditutup dengan hidroksida kalsium (Ca(OH)2) agar terbentuk barier jaringan keras. Tujuannya adalah untuk menjaga agar pulpa tetap vital dan pulpa di saluran akar terus melanjutkan pertumbuhan akarnya. Setelah tercapai baru perawatan akar dilakukan, jika memang diperlukan. Mahkota biasanya ditaqmbal dengan resin komposit setelah pengobatan pulpa selesi.
 Fraktur mahkota dan menjalar ke akar
Jika fraktur mahkota menjalar ke akar, pecahan fratur mungkin masih tetap di tempatnya karena terikat oleh serat-serat periodontium. Fragmen yang longgar ini harus diangkat sehingga dapat dilihat seberapa jauh fraktur telah mencapai akar. Jika masih di atas tulang alveolar, gigi dapat direstorasi setelah gingivoplasti dan pengisian saluran akar selesai dikerjakan.
Jika fraktur telah jauh ke dalam tulang, restorasi giginya akan lebih sukar dan prognosisnya kurang baik karena sisa akarnya sudah pendek. Perawatan saluran akar sukar dilakukan karena sulitnya mengisolasinm gigi. Ekstrusi akar dengan perawatan ortodonti mungkin diperlukan agar mahkota bisa dipasang dengan baik.
Jika frakturnya tidak mungkin dapat dirawat lagi, sisa gigi dibuang dan dibuat gigi palsu atau gigi jembatan.
 Fraktur akar intra-alveolar
Akar bisa mengalami fraktur horizontal tanpa garis frakturnya mencapai rongga mulut yang disebut fraktur intra-alveolar tertutup. Jika lokasi fraktur dekat mahkota, dukungan periodontiumnya sangat sedikit, prognosis buruk, dan gigi mungkin harus dicabut. Prognosisnya jauh lebih baik jika fraktur dekat ke apeks karena fragmen mahkotanya lebih banyak terdukung jaringan periodontium. Segera setelah terjadi trauma, gigi harus diberi splin selama 2 bulan untuk mencegah pergerakan fragmen mahkota yang berlebihan. Gerakan yang berlebihan akan menyebabkan matinya jaringan pulpa, sehingga akhirnya diperlukan perawatan saluran akar dan mengorbankan prognosis yang baik untuk jangka panjang.
Ada 3 kemungkinan yang dapat terjadi setelah perawatan dengan splin ini selesai. Pertama, berupa hasil yang paling baik yaitu bersatunya kedua fragmen fraktur akar oleh jaringan keras. Kedua, pulpa mahkota tetap vital walaupun kedua fragmen fraktur tidak bersatu. Ketiga, jika pulpa menjadi nekrosis makaperawatannya dengan jalan pembersihan dan pengisian saluran akar bagian mahkota lebih disukai ketimbang melakukan ekstraksi karena pulpa di bagian akar sering tetap vital sehingga biasanya dapat ditinggalkan saja.
 Ekstrusi, Avulsi atau Intrusi
Jika gigi sebagian telah berubah letak pada soketnya yaitu terangkat atau ekstrusi, maka gigi demikian harus segera ditempatkan kembali pada soketnya. Gigi paling sedikit diberi splin selama 2 minggu dan perawatan saluran akr dimulai kira-kira 10-14 hari setelah trauma terjadi jika cedera pada jaringan periodontiumnya telah sembuh.
Gigi yang telah lepas sama sekali dari soketnya yaitu avulsi dapat ditempatkan kembali di soketnya, diberi splin dan dirawat saluran akarnya dengan cara yang sama seperti di atas. Prognosis jangka panjangnya tidak begitu bagus karena kemungkinan terjadinya resorpsi akar, terutama jika gigi berada di luar mulut lebih dari setengah jam dan telah dibiarkan kering. Kegagalan melakukann perawatan saluran akar pada saatnya yang tepat bisa menyebabkan resorpsi yang hebat.
Gigi yang telah terdorong masuk ke dalam alveolusnya yaitu yang mengalami intrusi, jika gigi ini harus dipertahankan, harus dikembalikan pada posisinya semula dengan perawatan ortodonti.
GIGI TERPENDAM
Gigi terpendam adalah gigi yang erupsinya oleh sesuatu sebab terhalang, sehingga gigi tersebut tidak keluar dengan sempurna mencapai oklusi yang normal di dalam deretan susunan gigi geligi.
Hambatan halangan ini biasanya berupa:
1. Hambatan dari sekitar gigi
Dapat terjadi oleh karena :
 Tulang yang padat serta tebal
 Tempat untuk gigi tersebut kurang
 Gigi yang lain menghalangi erupsi gigi tersebut
 Adanya gigi desidu yang persistensi
 Jaringan lunak yang menutupi gigi tersebut kenyal atau liat
2. Hambatan dari gigi itu sendiri.
Dapat terjadi karena:
 Letak benih abnormal
- Horizontal
- Vertikal
- Distal
 Daya erupsi gigi tersebut kurang
PENYAKIT PULPA
Penyakit pulpa ini didasarkan atas gejala dan temuan klinis daripada hostopatologis.
Yang dimasukan dalam penyakit pulpa ini adalah pulpitis reversible dan irreversible, pulpitis hiperplastik, dan nekrosis.
Pulpitis Reversible
Pulpitis reversible artinya inflamasi pulpa yang tidak parah dan akan pulih kembali jika penyebabnya telah dihilangkan serta pulpa menjadi normal. Pulpitis reversible dapat ditimbulkan oleh stimuli ringan atau yang berjalan sebentar seperti karies insipien, erosi servikal atau atrisi oklusal, sebagian prosedur operatif, kuretasi periodontium yang dalam, dan fraktur email yang mengakibatkan terbukanya dentin. Biasanya pulpitis reversible tidak menimbulkan gejala (asimtomatik), akan tetapi jika ada, gejala biasanya timbul dari suatu pola tertentu. Stimuli panas atau dingin menghasilkan respon nyeri yang berbeda-beda pada pulpa normal.
Jika iritan dihilangkan dan dentin vital yang terbuka itub ditutup gejala biasanya akan hilang. Akan tetapi, jika iritasi pulpa terus berlanjut atau intensitasnya meningkat akibat hal-hal yang dikemukakan sebelumnya, akan timbul inflamasi moderat sampai parah dan menjadi pulpitis ireversibel yang berakhir dengan nekrosis.
Pulpitis Ireversibel
Pulpitis ireversibel adalah inflamasi yang tidak akan pulih kembali sekalipun penyebabnya dihilangkan. Pulpa cepat atau lambat, akan menjadi nekrosis.
Gejala
Pulpitis ireversibel merupakan perkembangan pulpitis reversible, kerusakan pulpa yang parah akibat pengambilan dentin yang banyak, selama prosedur operatif ataun gangguan dalam aliran darah dalam pulpa akibat trauma atau gerakan gigi pada perawatan ortodonsi dapat juga menjadi penyebabnya. Pulpitis ireversibel biasanya tidak menimbulkan gejala yang berat. Pulpitis ireversibel menyebabkan nyeri spontan yang intermiten atau terus menerus tanpa ada stimulus eksternal.
Pengetesan dan perawatan
Jika inflamasinya hanya terbatas dalam jaringan pulpa dan tidak meluas ke jaringan periapeks, gigi akan bereaksi normal terhadap palpasi dan perkusi. Perluasan inflamasi pada ligament periodontium akan menyebabkan kepekaan pada perkusi dan penentuan lokasi yang lebih mudah. Perawatan saluran akar atau pencabutan merupakan indikasi bagi gigi dengan gejala dan tanda-tanda pulpitis ireversibel.
Pulpitis Hiperplastik
Pulpitis hiperplastik atau polip pulpa, suatu bentuk pulpitis ireversibel, adalah akibat bertumbuhnya pulpa yang masih muda yang mengalami inflamasi kronis. Biasanya terjadi di mahkota yang telah berlubang besar. Vaskularisasi yang cukup pada pulpa yang masih muda, adanya daerah terbuka yang cukup besar bagi kepentingan drainase, dan adanya proliferasi jaringan adalah penyebab terjadinya pulpitis hiperplastik. Pemeriksaan histologi pada pulpitis jenis ini menunjukan adanya inflamasi pada epitel permukaan polip serta pada jaringan ikat yang terinflamasi di bawahnya. Sel-sel epitel rongga mulut masuk ke dalam permukaan yang terbuka dan bertumbuhnya serta membentuk lapisan penutup epitel.
Pulpitis hiperlastik biasanya tidak menimbulkan gejala. Pulpitis jenis ini tampak sebagai benjolan jaringan ikat berwarna kemerah-merahan yang menyembul dari lubang karies yang luas. Kadang-kadang menyebabkan tanda-tanda pulpitis ireversibel seperti nyeri spontan di samping nyeri berkepanjangan terhadap stimulasi panas dan dingin. Ambang rangsang terhadap stimulasi elektris serupa denga yang ditemukan pada pulpa normal. Gigi mengadakan respon dalam batas-batas normal bila dipalpasi dan diperkusi. Pulpitis hiperplastik ditanggulangi dengan pulpotomi, perawatan saluran akar, atau pencabutan.
Nekrosis Pulpa
Telah dikemukakan bahwa pulpa terkurung dalam ruangan yang dilingkungi oleh dinding yang kaku, tidak memiliki sirkulasi darah kolateral, dan venula serta system limfenya akan lumpuh jika tekanan intrapulpanya meningkat. Oleh karena itu, pulpitis ireversibel akan menyebabkan nekrosis likuefaksi. Jika eksudat yang timbul selama pulpitis ireversibel diabsorbsi atau terdrainase melalui karies atau melalui daerah pulpa terbuka ke dalam rongga mulut,terjadinya nekrosis akan tertunda, pulpa di akar mungkin masih tetap vital untuk waktu yang lama. Selain nekrosis likuefaksi, nekrosis pulpa iskemik dapat timbul akibat terganggunya pembuluh darah.
Gejala
Nekrosis pulpa biasanya tidak menimbulkan gejala tetapi dapat juga disertai dengan nyeri spontan atau nyeri ketika ditekan. Tidak seperti pada gigi yang pulpanya masih vital, nyeri pada gigi yang pulpanya telah nekrosis yang ditimbulkan oleh aplikasi panas bukan disebabkan oleh meningkatnya tekanan intrapulpa. Aplikasi panas pada pulpa nekrosis likuefaksi akan mengakibatkan memuainya gas yang terdapat pada saluran akar, yang akan menyebabkan nyeri.
Pengetesan dan perawatan
Derajat respons inflamasi pulpa yang berkisar antara pulpitis reversible sampai ke nekrosis pada gigi dengan akar banyak mungkin saja terjadi dan adakalanya menyebabkan kebingungan selama pengetesan reaksi pulpa. Dengan demikian, karena menyebarnya reaksi inflamasi ke jaringan sekitar akar, gigi dengan pulpa nekrotis sering sensitif terhadap perkusi dan palpasi. Sensitivitas terhadap palpasi adalah indikasi tambahan dan terkenanya jaringa sekitar akar. Perawatan saluran akar atau pencabutan biasanya merupakan indikasi bagi gigi-gigi seperti ini.
GIGI RETAK
Gigi yang retak dapat digambarkan sebagai “fraktur yang tidak lengkap” (greenstick) yang menjelaskan bentuknya. Fraktur ini merupakan variasi dari fraktur tonjol, tetapi letaknya lebih terpusat di oklusal. Masalah gigi yang retak cenderung lebih berat karena perluasan dan arahnya lebih ke apical.
Insidens
Frekuensinya tidak diketahui tetapi cenderung meningkat. Lama dan kompleksnya restorasi merupakan faktor-faktor yang terkait dengannya, meskipun gigi retak sering mempunyai restorasi yang kecil atau tidak sama sekali. Tekanan yang terus menerus dan berulang akhirnya mengakibatkan kelelahan struktur gigi, menyebabkan fraktur yang makin lama semakin besar.
Gigi yang sering terkena adalah gigi molar bawah diikuti oleh premolar atas dan molar satu atas. Retak sejati tidak terjadi pada gigi anterior dan jarang pada gigi premolar bawah.
Patogenesis
Retaknya gigi cenderung bergantung pada waktu dan kebiasaan pasien. Tekanan yang melebihi kekuatan dentin adalah penyebabnya; tekanan-tekanan ini tejadi lebih besar pada region posterior, misalnya yang dekat dengan fulcrum mandibula, dan dapat menyebabkan keretakan.
Etiologi
Gigi retak sering ditemukan pada pasien yang biasa mengunyah makanan yang keras dang etas (es, popcorn yang belum matang, permen keras, dan lain-lain). Pasien demikian mempunyai otot pengunyahan yang kuat dan menunjukan adanya keausan oklusal yang parah akibat tekanan oklusal yang berat.
Tekanan termal juga dianggap sebagai penyebab fraktur. Perbedaan ekspansi dan kontraksi antara restorasi dengan struktur gigi dapat melemahkan dan meretakan dentin.
GIGI BELAH
Gigi yang terbelah merupakan evolusi dari gigi retak. Fraktur menjadi lengkap dan meluas sampai ke semua permukaan. Tidak ada dentin yang masih berhubungan, segmen gigi sama sekali terpisah. Pecahnya dapat terjadi secara mendadak.
Insidens
Banyak faktor yang dihubungkan dengan gigi retak bersifat endemic bagi gigi pecah. Diasumsikan perawatan saluran akar melemahkan dentin dan menyebabkan gigi rentan terhadap fraktur yang lebih berat, walaupun sebenarnya tidak demikian.
Patogenesis
Faktor-faktor penyebab retaknya gigi sama seperti belahnya gigi. Dua penyebab utama mengapa gigi retak terus menerus berkembang sampai menjadi gigi belah tidaklah diketahui. Penyebabnya yaitu adanya gaya persisten yang merusak atau gaya yang menggeser pada tumpatan yang ada dan tekanan traumatic baru yang melebihi batas elastisitas sisa dentin yang utuh.
Etiologi
Gigi terbelah disebabkan oleh hilangnya kekuatan gigi-gigi ini akibat rusak oleh karies, restorasi, atau preparasi akses yang berlebihan.
Cara pengobatan dan pencegahan
Bila ada masalah yang berkaitan dengan jaringan pendukung gigi (Periodontal) misalnya pada gusi, maka dirujuk ke bagian periodonsia.
 Pembesaran gusi (enlargement), maka dilakukan pembedahan (gingivektomi)
 Karang gigi yang menyebabkan gigi goyang, maka dilakukan scaling dan pengerutan akar (scaling and not planning), bila gigi sangat goyang maka dilakukan pensplinan (splinting)
 Perlekatan frenulum yang terlalu tinggi atau rendah, maka dilakukan pembedahan (frenulektomi)
Bila bekaitan dengan pencegahan gigi maka dirujuk ke bagian Dental Public Health, berhubungan dengan penyuluhan, pemeliharaan, dan pencegahan penyakit gigi.
 Kumur-kumur the hijau tanpa gula, maka akan mencegah gigi berlubang (karies)
 Cara menyikat gigi yang benar.
Bila berkaitan dengan penyakit sistemik yang manisfetasinya di dalam mulut, ataupun penyakit-penyakit yang terjadi di rongga mulut termasuk di lidah, bibir, pipi dan mukosa mulut lainnya, dirujuk ke bagian Oral Medicine.
 Pigmentasi pada lidah diakibatkan karena perubahan susunan
 Manifestasi AIDS di rongga mulut ditandai bercak-bercak merah atau putih di langit-langit atau mukosa pipi.
Bila berkaitan dengan masalah gigi berlubang yang perlu ditambal atau dirawat saluran akarnya, maka dirujuk ke bagian Konservasi Gigi.
 Gigi berlubang tanpa rasa sakit dapat ditambal secara langsung dengan bahan tambalan tetap
 Gigi berlubang dengan rasa sakit berdenyut pada malam hari tidak dapat ditambal secara langsung melainkan harus dilakukan perawatan saluran akar dengan beberapa kali kunjungan
 Gigi berlubang dengan rasa sakit pada sat makan (dengan rangsangan) maka tidak dapat ditambal secara langsung melainkan harus dilakukan perawatan saluran akar dengan beberapa kali kunjungan. Apabila ada abses (pembengkakan) secara intra oral atau extra oral maka harus dilakukan trepanasi pada gigi tersebut, ataupun insisi abses.
Apabila ada gigi yang hilang dan ingin dilakukan pembuatan gigi tiruan maka dirujuk ke bagian Prostodonsia.
 Gigi yang hilang ingin diganti dengan gigi tiruan cekat (yang tidak dapat dibuka-buka oleh pasien) maka sebaiknya gigi sebelahnya harus diasah terlebih dahulu
 Gigi yang hilang di rahang atas dan bawah atau pada salah satu rahang saja maka lebih baik dibuatkan gigi tiruan penuh lepasan (dapat dibuka-buka oleh pasien).
Apabila ada gigi yang perlu dicabut atau adanya kista pada gigi atau operasi bibir sumbing maka dirujuk ke bagian Oral Surgery.
 Gigi yang berlubang besar dan pasien tidak mau dilakukan perawatan saluran akar
 Gigi dengan kist atau granuloma
 Gigi yang fraktur
 Gigi geraham terakhir (Molar tiga) yang tumbuhnya miring
 Bedah rahang
 Operasi bibir sumbing
Apabila ada gigi yang susunannya tidak beraturan sehingga menyulitkan atau mengganggu fungsinya dalam mengunyah makanan ataupun dalam segi estetis atau penampilan dan menyulitkan dalam pembersihannya maka dirujuk ke bagian ortodonsia.
 Anak usia 9-12 tahun (dalam masa gigi bercampur) dapat menggunakan pesawat ortodonti lepasan (removable appliances)
 Anak usia > 12 tahun (dalam masa gigi permanent) maka dapat digunakan pesawat ortodonti cekat (fixed appliances)
Namun cara pencegahan yang paling optimal adalah dengan menyikat gigi. Menyikat gigi bertujuan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan mulut terutama gigi serta jaringan sekitarnya. Menyikat gigi dapat mencegah terjadinya karies gigi dan penyakit periodontal. Lama menyikat gigi dianjurkan minimal 5 menit.
Alat pembantu yang digunakan untuk pembersihan gigi adalah sikat gigi, benang gigi (untuk membersihkan plak di daerah interdental), interdental stimulator (untuk memijat gusi dan membersihkan interdental), tusuk gigi (untuk membersihkan sudut-sudut gigi), dan kumur-kumur atau memakai alat semprot.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar